AS Tak Hukum Pangeran Saudi atas Pembunuhan Kejam Jurnalis Khashoggi, Takut Korbankan Hal Ini
Pemerintah AS memutuskan tidak secara langsung menghukum Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Pravitri Retno W
Tindakan Biden di Arab Saudi sejauh ini belum cukup untuk memuaskan politikus di Partai Demokrat.
Meskipun Biden dipuji karena berani merilis laporan intelijen yang tertunda di masa kepemimpinan Trump, beberapa pihak menilai MBS tetap harus dijatuhi sanksi atas pembunuhan Khashoggi, jurnalis yang merupakan warga negara AS.
Pada Minggu, otoritas agama Arab Saudi merilis pernyataan yang menolak laporan intelijen AS dan kritikus menyebut laporan itu sebagai ancaman kedaulatan Saudi.
"Kami ingin memperkuat hubungan yang mengakar (dengan AS) tetapi tidak dengan mengorbankan kedaulatan kami."
"Pengadilan kami dan keputusan kami adalah garis merah," tulis Fahim al-Hamid di surat kabar Okaz.
Siapa Jamal Khashoggi?
Jamal Khashoggi merupakan seorang jurnalis yang dikenal kerap mengkritisi keluarga penguasa Arab Saudi.
Khashoggi kerap mengritik Putra Mahkota dan pemimpin de facto Arab Saudi, Mohammad bin Salman.
Khashoggi tewas di dalam konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018 saat berusia 59 tahun.
Sejumlah pihak meyakini jurnalis Washington Post ini disiksa secara brutal selama beberapa hari di dalam konsulat.
Diduga ada tim pembunuh sejumlah 15 orang yang didatangkan dari Arab Saudi.
Menurut laporan intelijen AS, 7 orang diantaranya merupakan orang khusus Pangeran Mohammed bin Salman, yakni Pasukan Intervensi Cepat (RIF).
Baca juga: POPULER INTERNASIONAL: Arab Saudi vs AS tentang Pembunuhan Jamal Khashoggi | Kata Pertama Archie
Baca juga: Intelijen AS: Putra Mahkota Arab Saudi Setuju Penyelidikan Pembunuhan Jamal Khashoggi

RIF bertugas mengamankan putra mahkota, dan dikatakan terlibat langsung dalam operasi penindasan kritikus baik di dalam negeri maupun luar negeri atas arahan putra mahkota.
"Kami menilai bahwa anggota RIF tidak akan berpartisipasi dalam operasi melawan Khashoggi tanpa persetujuan Pangeran Salman," kata laporan itu.
Pejabat intelijen mencatat bahwa MBS memandang Khashoggi sebagai ancaman bagi kerajaan dan mendukung pembungkamannya.