Kasus Pembobolan Rumah di Jepang, 49 Persen karena Pemilik Lupa Mengunci Pintu
Kasus pembobolan rumah di Jepang sebagian besar disebabkan karena pemilik rumah lupa mengunci pintu saat meninggalkan rumahnya.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kasus pembobolan rumah di Jepang sebagian besar disebabkan karena pemilik rumah lupa mengunci pintu saat meninggalkan rumahnya.
"Banyak warga yang terburu-buru ke luar rumah dan menganggap daerah yang ditinggalinya aman, tidak terkunci pun tak apa. Ternyata penyebab masuknya maling ke rumah 49 persen karena pintu rumah lupa dikunci," papar seorang polisi sumber Tribunnews.com, Senin (5/4/2021).
Kemudian sebanyak 32 persen masuknya pencuri dengan cara memecahkan kaca jendela untuk membuka kunci pintu dari kaca dan hanya 6 persen yang menggunakan kunci palsu atau mengakali dari kunci yang mudah dibuka oleh pencuri yang sudah profesional.
Seorang pembuat kunci di Tokyo, Takayama, kepada Tribunnews.com Senin (5/4/2021) membenarkan data tersebut.
"Memang, justru orang yang rumahnya dibobol pencuri karena seringkali lupa mengunci pintunya. Maling yang mencongkel atau mengakali kunci pintu rumah hanya sedikit dan mereka bisa membuka kunci pintu rumah biasanya maksimal 5 menit, biasanya satu menit juga bisa membukanya kalau maling yang sudah terbiasa mencuri," papar Takayama.
Baca juga: Kasus KDRT di Jepang Masih Tinggi, Korban Paling Banyak Wanita
Baca juga: Jepang Perkenalkan Wahana Baru Kereta Gantung di Yokohama Sepanjang 600 Meter
Bagaimana cara mengantisipasinya?
"Ada kunci elektronik yang bisa dimonitor pula di mana pun kita berada, menggunakan tenaga listrik dan batere untuk ponsel kita," ungkapnya.
Menurut sumber itu, sistem untuk menjaga rumah agar pintunya bisa tertutup otomatis, menghabiskan biaya sekitar 99.000 yen.
"Jadi kita bisa katakan, biaya lupa adalah 99.000 yen," kata dia.