Uni Eropa Gugat AstraZeneca Karena Tidak Penuhi Kontrak Vaksin Covid-19
UE sedang mempertimbangkan langkah hukum terhadap perusahaan farmasi yang telah bersumpah untuk tidak mengambil keuntungan
Penulis:
Fitri Wulandari
Editor:
Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS - Uni Eropa (UE) telah memulai langkah hukumnya terhadap perusahaan farmasi asal Inggris-Swedia AstraZeneca, karena dianggap kurang memberikan jumlah dosis vaksin virus corona (Covid-19).
Hal ini disampaikan Komisaris Eropa untuk Kesehatan dan Keamanan Pangan, Stella Kyriakides dalam sebuah cuitan di akun Twitternya pada hari Senin waktu setempat.
Ia mengatakan bahwa setiap vaksin diperhitungkan dalam upaya untuk menyelamatkan nyawa orang dari virus corona yang mematikan.
"Prioritas kami adalah memastikan pengiriman vaksin Covid-19 berlangsung lancar untuk melindungi kesehatan (warga Eropa). Inilah mengapa @EU_Commission telah mengambil keputusan bersama dengan semua Negara Anggota untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap AstraZeneca," cuit Kyriakides.
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (26/4/2021), seorang sumber mengatakan kepada Reuters dan Politico pada pekan lalu bahwa UE sedang mempertimbangkan langkah hukum terhadap perusahaan farmasi yang telah bersumpah untuk tidak mengambil keuntungan sedikitpun dari penjualan vaksin Covid-19 selama masa pandemi.
Baca juga: Kemenkeu: Pembangunan LRT Jabodebek Sudah 73 Persen, Beroperasi Juni 2022
Sementara itu, AstraZeneca menyebut tindakan hukum tersebut sebagai hal yang 'tidak berdasar' dan telah berjanji untuk melakukan pembelaan diri di pengadilan.
"AstraZeneca telah sepenuhnya mematuhi Perjanjian Pembelian di Muka dengan Komisi Eropa dan akan sangat membela diri di pengadilan. Kami yakin litigasi apapun tidak berdasar dan kami menyambut baik kesempatan ini untuk menyelesaikan sengketa ini secepat mungkin," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Perlu diketahui, keputusan UE ini diambil setelah AstraZeneca melewatkan beberapa tenggat waktu kontrak yang berkaitan dengan pengiriman vaksin Covid-19.
Perusahaan itu baru mengirimkan 30 juta dosis ke UE pada kuartal pertama, bukan 100 juta seperti yang tertulis dalam kontrak.
Hal ini juga diproyeksikan akan meleset dari target pengiriman kuartal kedua dengan selisih yang cukup besar.
Baca juga: Update Vaksinasi 26 April : 11,8 Juta WNI Terima Suntikan Dosis Pertama Vaksin Covid-19
Vaksin tersebut juga tengah menghadapi pengawasan terkait efek samping yang sangat langka terhadap sebagian kecil peserta, termasuk terjadinya pembekuan darah yang berpotensi fatal.
Akibatnya, penggunaan vaksin ini pun telah dibatasi di seluruh blok.
Banyak komentar yang sangat kritis telah mempengaruhi penyerapan dosis, beberapa dokter di Prancis mengimbau bahwa mereka harus membuang dosis yang tidak terpakai dan sudah usang.
Jumat lalu, Menteri Kesehatan (Menkes) Jerman Jens Spahn menolak gagasan untuk menggugat perusahaan Anglo-Swedia itu.
UE mengaku membutuhkan dukungan dari 27 negara, termasuk Jerman, sebelum memulai tindakan hukum terhadap AstraZeneca.
Berbicara dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis lalu, seorang juru bicara Komisi Eropa mengatakan bahwa UE telah memutuskan untuk tidak mengambil opsi untuk membeli 100 juta vaksin Covid-19 dari AstraZeneca.
Uni Eropa telah beralih mengimpor vaksin lainnya yakni Pfizer dan Moderna untuk mendapatkan lebih banyak dosis, dengan mengatakan bahwa mereka akan mendukung teknologi vaksin yang 'terbukti' dapat memerangi virus.