Senin, 1 September 2025

Atlet dan Official Asing ke Jepang Stres, Menetap di Hotel Masuk Lewat Jalur Khusus

Ratusan atlet asing yang masuk ke Jepang mulai China, Swedia, Italia dan sebagainya harus melalui jalur khusus yang telah disediakan

Editor: Johnson Simanjuntak
Foto Richard Susilo
Kamar khusus di lantai 6 dan 7 Hotel East Side Tokyo khusus bagi rombongan atlit Swedia loncat indah (renang) lewat lift (elevator) khusus terpisah dengan lift tamu 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -  Ratusan atlet asing yang masuk ke Jepang mulai China, Swedia, Italia dan sebagainya harus melalui jalur khusus yang telah disediakan saat memasuki hotel penginapannya agar tidak tercampur dengan tamu umum.

"Kita ingin benar-benar terpisah antara rombongan atlit asing untuk olimpiade dengan tamu umum yang datang ke sini," papar Keiichi Tada General manager Hotel East Side Tokyo yang hotelnya jadi tempat menginap rombongan atlet Swedia loncat indah renang.

Sejak akhir April sekitar 27 April sekitar 230 atlit dari 45 negara telah berdatangan ke Jepang baik atlit bola Volley maupun loncat indah renang sebagai pemanasan menuju Olimpiade yang akan dibuka 23 Juli 2021.

Setelah pemeriksaan tes PCR di bandara internasional Narita dan Haneda, setiap hari selama 3 hari pertama di tes PCR pula di hotel atau asrama atlit tiap negara.

Apabila negatif, mereka bisa ikut latihan olahraga bersama atlit lain dan akan di tes PCR lagi setiap 3 hari.

Masuk ke hotel tempat penginapan khusus harus lewat jalar khusus lewat pintu masuk belakang agar tidak tercampur dengan tamu umum yang masuk dari pintu masuk depan.

Kemudian naik lift khusus menuju lantai 6 dan 7 saja, kedua lantai untuk rombongan atlit Swedia saja.

Di lantai tersbeut ada hall untuk penyediaan makanan satu set sudah dimasukkan ke dalam kantong plastik. Mereka bisa ambil sendiri di lantai khusus tersbeut makanannya, dibawa ke kamar makan di kamar.

Selama masa karantina khususnya 3 hari pertama tidak boleh sama sekali ke luar dari lantai karantina tersebut.

"Apalagi ke luar hotel sama sekali kami larang keras agar mereka tidak tercampur dengan masyarakat umum," tambah Tada lagi.

Setiap jam makan tersedia menu lengkap dalam bahasa Inggris sehingga para atlit tahu apa yang disantapnya.

"Kami tidak mau ambil resiko tinggi di masa pandemi corona ini jadi kami minta kerjasama yang baik dari semua atlit dan para official olahragawan asing tersebut," lanjutnya lagi.

Beberapa atlit memang tampak terkejut begitu ketatnya karantina di Jepang dan merengek agar diperkenankan jalan-jalan ke taman hotel saja, keluar sejenak. Namun hal itu tetap dilarangnya.

Para atlit dan officials hanya boleh berada di lantai karantina selama masa karantia mereka.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan