Senin, 3 November 2025

Virus Corona

Pasien Covid Tembus 20 juta, Oposisi India Serukan Lockdown Total

Partai oposisi utama India telah menyerukan pemberlakuan sistem penguncian (lockdown) nasional secara total.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Money SHARMA / AFP
Seorang pria berdiri di tengah pembakaran para korban yang kehilangan nyawa karena virus Corona Covid-19 di tempat kremasi di New Delhi India pada 26 April 2021. 

Negara bagian utara Bihar adalah yang terbaru mengumumkan lockdown penuh.

Sedangkan New Delhi, dan pusat keuangan Mumbai menerapkan sistem pembatasan.

Modi telah mendapatkan kecaman keras pada tahun lalu karena memberlakukan lockdown nasional dengan pemberitahuan yang disampaikan secara tiba-tiba, yakni hanya kurang dari empat jam.

Baca juga: Masih Krisis, India Catat Total Kasus Covid-19 Naik Hingga Tembus 20 Juta Orang 

Ini tentunya menyebabkan krisis kemanusiaan, karena puluhan ribu pekerja migran terpaksa berjalan ratusan kilometer untuk kembali ke desa asal mereka.

Lockdown saat itu juga menyebabkan output ekonomi India turun dengan rekor 24 persen pada periode April dan Juni 2020, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Pemerintah pusat mengatakan bahwa jika lockdown nasional diberlakukan kembali, akan memiliki konsekuensi yang mengerikan bagi perekonomian negara itu.

Terjadinya gelombang infeksi kedua India sebenarnya dipicu pelonggaran protokol kesehatan dan adanya festival publik secara besar-besaran serta kampanye politik.

Lonjakan angka positif Covid-19 ini kemudian membebani seluruh rumah sakit di negara itu.

Tindakan seperti penundaan dalam pengujian, diagnosis maupun pengobatan, serta terbatasnya tempat perawatan pasien kritis dan obat-obatan esensial termasuk oksigen, telah mengakibatkan lonjakan angka kematian.

Negara di kawasan Asia Selatan itu sejauh ini telah melaporkan lebih dari 222.000 kematian akibat virus tersebut.

Namun para ahli mengatakan bahwa masih banyak jumlah kematian akibat Covid-19 di India yang belum dilaporkan.

Fenomena ini pun membuat antrean yang sangat panjang di krematorium, tumpukan kayu pemakaman massal, bahkan kota-kota kehabisan ruang untuk menguburkan atau mengkremasi orang yang mati.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved