Penanganan Covid
Laporan Kesehatan Masyarakat Inggris: Orang yang Tak Divaksin Paling Berisiko Terpapar Varian Delta
Lebih dari setengah dari mereka yang terinfeksi varian Delta yang meninggal dunia rupanya belum menerima suntikan vaksin Covid-19.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Data resmi terbaru yang dibagikan pemerintah Inggris mengungkapkan ada hampir dua pertiga orang yang terpapar varian Delta.
Lebih dari setengah yang terinfeksi varian Delta dan meninggal dunia, rupanya belum menerima suntikan vaksin Covid-19.
Melansir BBC, di Inggris ada hampir 30.000 kasus baru varian dalam seminggu terakhir.
Laporan Kesehatan Masyarakat Inggris mengatakan, kemungkinan varian Delta menyebar lebih mudah dan dapat membuat orang sakit lebih parah.
Baca juga: Penjelasan Satgas IDI soal Covid-19 Varian Delta, Harap Pemerintah Evaluasi secara Berkala
Baca juga: Daftar Sebaran 104 Kasus Corona Varian Delta di Indonesia, Terbanyak Ada di Jawa Tengah

Para pejabat juga mengatakan dua dosis vaksin memberikan "perlindungan yang jauh lebih banyak" daripada satu dosis.
Itu terjadi ketika Kantor Statistik Nasional memperkirakan infeksi virus corona terus meningkat di Inggris, dengan satu dari 560 orang dinyatakan positif.
Tetapi ONS tidak menemukan peningkatan infeksi yang jelas di Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara.
BBC menulis, varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India, sekarang menjadi varian dominan di Inggris - terhitung 90 persen kasus.
Baca juga: Kemenkes Sebut Varian Delta India Miliki Tingkat Penularan 60 Persen Lebih Cepat dari Varian Inggris
Baca juga: Sakit Kepala dan Pilek, Gejala Covid-19 yang Berkaitan dengan Varian Delta atau Varian India
Varian Delta kini sedang dipantau secara ketat oleh PHE yang menggunakan tes genotipe baru untuk mendeteksi varian lebih cepat karena kasus terus meningkat.
Ini menunjukkan bahwa varian Delta kira-kira 60% lebih mudah tersebar daripada varian Alpha atau Kent.
Berdasarkan analisa, orang yang terinfeksi oleh varian Delta dua kali lebih mungkin berakhir di rumah sakit dibandingkan dengan Alpha.
Namun jumlahnya masih sedikit.
Dari 33.000 kasus yang dianalisis oleh PHE dan dikonfirmasi sebagai varian Delta sejak Februari, sebanyak 223 orang telah dirawat di rumah sakit.
Sebagian besar tidak divaksinasi atau hanya diberi dosis dan 20 orang telah divaksinasi lengkap.
Lalu dari 42 kematian pada orang dengan infeksi varian Delta, 23 pasien tidak divaksinasi dan tujuh orang hanya menerima satu dosis.
Sementara, 12 orang lainnya telah menerima dua dosis lebih dari dua minggu sebelumnya.
Baca juga: FAKTA Menarik Jadwal Perdana Liga Inggris: Potensi Hujan Gol Liverpool, Ujian Beda Duo Manchester
Baca juga: Studi Inggris Sebut Vaksin Pfizer & AstraZeneca Bisa Melawan Corona Varian Delta hingga 90 %

Di Inggris, lebih dari setengah dari semua orang dewasa kini telah divaksinasi lengkap dan lebih dari tiga perempatnya mendapatkan satu dosis.
Itu berarti, lebih dari 10 juta orang dewasa, kebanyakan berusia 20-an belum mendapatkan dosis tunggal.
Semakin banyak orang muda yang divaksinasi, perlindungan terhadap varian baru akan meningkat.
Dr Jenny Harries, kepala eksekutif Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan vaksinasi adalah pertahanan terbaik.
"Jika Anda memenuhi syarat, kami mendorong Anda untuk maju dan divaksinasi. Ingatlah bahwa dua dosis memberikan perlindungan yang jauh lebih banyak daripada dosis tunggal."
Namun, Dr Harries memperingatkan, meskipun vaksinasi mengurangi risiko penyakit parah, itu tidak menghilangkannya karena Delta yang "secara signifikan lebih menular daripada Alpha".
Prof Adam Finn, anggota Komite Bersama Inggris untuk Vaksinasi dan Imunisasi mengatakan kepada BBC, gelombang infeksi saat ini meningkat lebih cepat dari yang diharapkan, tetapi vaksin masih berfungsi.
"Semakin banyak kekebalan populasi yang kita miliki, semakin kecil gelombang ini," tambahnya.
Berita lain terkait Varian Delta
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)