Apa Itu Virus Nipah? Virus yang Menginfeksi Anak 12 Tahun di India hingga Meninggal
Mengenal apa itu virus Nipah, virus yang menewaskan anak 12 tahun di India. Diduga virus dibawa oleh kelelawar atau babi
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Negara bagian Kerala di India selatan melaporkan kematian pertama akibat virus Nipah.
Dilansir Independent, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun meninggal karena penyakit menular itu pada hari Minggu (5/9/2021), di tengah masih tingginya kasus Covid-19 di negara tersebut.
Setidaknya dua petugas kesehatan juga terinfeksi di negara bagian itu, menurut laporan setempat.
Kasus ini adalah kematian pertama yang dilaporkan di Kerala setelah hampir tiga tahun.
Pejabat kesehatan di Kerala dan negara bagian tetangga bersiap masuk ke keadaan siaga.
Penyakit akibat virus Nipah biasanya disebabkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi oleh hewan, kebanyakan kelelawar.
Virus ini membawa tingkat kematian yang tinggi, mulai dari 40 persen hingga 75 persen.
Baca juga: 16 Penyakit yang Berpotensi Jadi Pandemi Selanjutnya, Termasuk Nipah, Virus Hendra hingga Ebola
Baca juga: WHO Tulis Daftar 9 Virus serta Penyakit Berbahaya yang Mengancam Dunia, dari Nipah hingga Zika

Pejabat kesehatan pemerintah telah mengerucutkan setidaknya satu kemungkinan sumber infeksi, yaitu rambutan.
Para pejabat berusaha mengidentifikasi apakah infeksi virus ini dibawa melalui buah setelah kelelawar mengkontaminasinya, menurut laporan Hindustan Times.
Pejabat juga telah mengidentifikasi 18 anggota keluarga dan kerabat yang melakukan kontak dengan anak laki-laki berusia 12 tahun yang terinfeksi itu.
150 kontak sekunder juga dikarantina.
Pejabat dari Pusat Pengendalian Penyakit Nasional Delhi telah mencoba mengidentifikasi buah-buahan yang mungkin dikonsumsi bocah itu dan hewan apa pun yang dapat berinteraksi dengannya.
Penduduk setempat disarankan untuk mengikuti protokol setelah pemerintah Kerala menyatakan daerah di sekitar rumah korban sebagai zona penahanan dan memberlakukan aturan seperti lockdown dalam radius tiga kilometer.
Kasus virus Nipah telah menimbulkan kekhawatiran wabah penyakit lain setelah Covid-19, bahkan ketika Kerala mencatat setidaknya 50-60 persen dari kasus Covid harian di India.
Negara bagian selatan sendiri juga melaporkan lebih dari 26.000 kasus dan 74 kematian dalam rentang 24 jam pada hari Minggu, menurut data resmi.
Apa Itu Virus Nipah?
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Nipah adalah virus zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia.
Virus ini juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi dan telah ditularkan secara langsung antar manusia dalam beberapa kasus.
Virus Nipah menyebabkan berbagai penyakit.
Beberapa pasien tetap asimtomatik, tetapi yang lain menunjukkan gejala pernapasan akut dan ensefalitis fatal.
Virus ini juga diketahui menginfeksi sejumlah hewan, terutama babi, yang dapat bedampak pada perdagangan ternak lokal di antara para peternak.
Dari Mana Asal Virus Nipah?
Virus Nipah pertama kali diidentifikasi pada tahun 1999 di Malaysia, setelah wabah dilaporkan terjadi di antara peternak babi.
Kali kedua virus Nipah berkembang biak adalah pada tahun 2001 di Bangladesh, yang juga merupakan tetangga India.
Sejak itu, Bangladesh terus melaporkan wabah tahunan, menurut WHO.
Ada juga laporan kasus di India timur setelah 2001.
Beberapa negara lain juga dikatakan berisiko, karena bukti virus ditemukan pada beberapa spesies kelelawar yang ditemukan di negara-negara seperti Kamboja, Ghana, Indonesia, Madagaskar, Filipina, dan Thailand.
Bagaimana Virus Nipah Menyebar?
Penyakit akibat virus Nipah dibawa oleh kelelawar buah dari famili Pteropodidae – khususnya spesies dari genus Pteropus – yang merupakan inang alami virus Nipah.
Virus dapat ditularkan antara hewan, hewan ke manusia melalui makanan yang terkontaminasi atau di antara manusia melalui kontak langsung.
Apa Saja Gejala Virus Nipah?
Seseorang yang terinfeksi Nipah awalnya akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah dan sakit tenggorokan.
"Gejala bisa diikuti oleh pusing, kantuk, kesadaran yang berubah dan tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan ensefalitis akut," menurut WHO.
Orang yang terinfeksi juga mengalami pneumonia atipikal dan masalah pernapasan parah, termasuk gangguan pernapasan akut.
"Ensefalitis dan kejang terjadi pada kasus yang parah, berkembang menjadi koma dalam waktu 24 hingga 48 jam," kata WHO.
Berapa Lama Masa Inkubasi Virus Nipah?
Interval dari infeksi hingga timbulnya gejala pertama diyakini jatuh antara empat hingga 14 hari.
Dalam kasus tertentu, masa inkubasi selama 45 hari juga telah dilaporkan.
Apa yang Terjadi pada Mereka yang Tertular virus Nipah?
Sementara beberapa orang tidak mengalami gejala dan sebagian besar yang selamat dari virus Nipah dapat sembuh total, yang lain melaporkan kondisi neurologis jangka panjang.
"Sekitar 20 persen pasien mengalami konsekuensi neurologis residual seperti gangguan kejang dan perubahan kepribadian," kata WHO.
"Sejumlah kecil orang yang pulih kemudian kambuh atau mengembangkan ensefalitis onset tertunda."
Bagaimana Penanganan Virus Nipah?
Saat ini, tidak ada obat atau vaksin yang dirancang khusus untuk melawan virus Nipah.
Badan kesehatan global merekomendasikan perawatan suportif intensif untuk mengobati komplikasi pernapasan dan neurologis yang parah untuk "penyakit prioritas".
Kapan Terakhir Kali India Melaporkan Virus Nipah?

India melaporkan kasus virus Nipah terakhirnya pada 2019 di Kerala, tetapi dengan cepat diatasi oleh administrasi negara bagian tanpa laporan kematian atau infeksi lebih lanjut.
Sebelumnya, Kerala bergulat dengan wabah yang sama pada 2018 yang menewaskan 17 orang.
Kerala mengumumkan telah mengatasi wabah ini pada 10 Juni 2018.
Sementara itu, wabah Nipah pertama di India terjadi pada tahun 2001 di Siliguri di negara bagian Benggala Barat, di mana 45 orang meninggal, diikuti oleh wabah kedua pada tahun 2007, di mana lima meninggal karena infeksi.
Bagaimana Cara Mencegah Wabah Nipah?
Tempat hewan, jika ada dugaan wabah, harus segera dikarantina, menurut WHO.
"Pemusnahan hewan yang terinfeksi – dengan pengawasan ketat penguburan atau pembakaran bangkai – mungkin diperlukan untuk mengurangi risiko penularan ke manusia," kata WHO.
Pergerakan hewan dari peternakan yang terinfeksi ke daerah lain harus dibatasi atau dilarang untuk mengurangi penyebaran penyakit.
"Karena wabah virus Nipah telah melibatkan babi dan/atau kelelawar buah, membangun sistem pengawasan kesehatan hewan/satwa liar, menggunakan pendekatan One Health, untuk mendeteksi kasus Nipah sangat penting dalam memberikan peringatan dini bagi otoritas kesehatan masyarakat veteriner dan manusia," WHO mengatakan.
Penularan dari manusia ke manusia dapat dihentikan dengan menghindari kontak fisik yang dekat tanpa pelindung dengan mereka yang terinfeksi virus Nipah.
Cuci tangan secara teratur harus dilakukan setelah merawat atau mengunjungi orang sakit.
Manusia dapat menghindari risiko penularan melalui buah atau produk buah yang terkontaminasi dengan cara mencucinya sampai bersih dan mengupasnya sebelum dikonsumsi.
Buah-buahan dengan tanda-tanda gigitan kelelawar juga harus dibuang, menurut WHO.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar virus Nipah