Virus Corona
Menkes Jerman Beri Peringatan Keras pada Warga: Divaksin Covid-19 atau Mati
Menkes Jerman dengan keras memperingatkan masyarakat bahwa mereka akan "divaksinasi, disembuhkan, atau mati" menyusul terjadinya gelombang Covid baru.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan Jerman dengan keras memperingatkan masyarakat bahwa mereka akan "divaksinasi, disembuhkan, atau mati" menyusul terjadinya gelombang infeksi Covid-19 baru di Eropa.
Diketahui belakangan ini sejumlah negara Eropa memberlakukan pembatasan kembali karena kenaikan kasus virus corona yang signifikan.
“Pada akhir musim dingin ini, seperti yang kadang-kadang dikatakan secara sinis, hampir semua orang di Jerman akan divaksinasi, sembuh, atau mati,” kata Menkes Jens Spahn.
Dia mendesak agar masyarakat segera melakukan vaksinasi.
Dilansir BBC, Jerman saat ini berada dalam gelombang ke-4 pandemi Covid-19.
Baca juga: Jika Target Vaksinasi Tercapai, RI Bisa Terhindar dari Gelombang Ketiga Covid saat Akhir Tahun
Baca juga: Protes Pembatasan Covid-19 Musim Dingin, Kerusuhan Melanda Eropa, dari Belanda hingga Austria

Kasus harian bertambah dengan cepat hingga membuat fasilitas kesehatan penuh.
Tingkat vaksinasi Jerman jadi yang terendah di Eropa Barat, hanya 68 persen warga yang sudah mendapat dosis penuh.
Bahkan saat ini, tingkat infeksi Covid-19 di Jerman ada di level tertinggi sejak pandemi dimulai.
Para ahli kesehatan memperingatkan ancaman gelombang pandemi kali ini bisa menjadi yang terburuk.
Hanya dalam 24 jam, ada 30.643 infeksi baru, naik 7.000 dari angka kasus sepekan yang lalu.
Sementara itu menurut Worldometers, kasus harian Covid-19 Jerman pada Senin (22/11/2021) sejumlah 40.489 ribu.
Kini pembatasan ketat diberlakukan dan warga yang belum divaksin ditolak masuk tempat tertentu.
Pasar Natal pun juga banyak yang dibatalkan.
Menkes Spahn mengaku tidak ingin mewajibkan vaksinasi Covid-19, namun menurutnya hal itu merupakan kewajiban moral untuk melindungi satu sama lain.
"Kebebasan berarti mengambil tanggung jawab, dan ada kewajiban kepada masyarakat untuk divaksinasi," katanya.

Spahn juga mengatakan, orang yang belum divaksin tidak terlindungi jika terpapar varian Delta yang amat menular.
"Dengan varian delta yang sangat menular, sangat, sangat mungkin-bahwa siapa pun yang tidak divaksinasi selama beberapa bulan ke depan akan terinfeksi."
Jerman saat ini berharap Uni Eropa dapat menyetujui vaksinasi untuk anak-anak usia 5-11 tahun.
Menurut data Worldometers pada Selasa (23/11/2021), Jerman memiliki total 5,4 juta kasus Covid-19.
Ada 99 ribu lebih kematian dengan 4,6 juta orang yang sembuh.
Eropa Lagi-lagi Jadi Episentrum Pandemi

Eropa kembali menjadi pusat penyebaran pandemi Covid-19.
Dilansir Forbes, kasus dan kematian meningkat di banyak negara Eropa, di saat negara lain tengah mengalami penurunan tingkat infeksi.
Banyak negara, terutama di Eropa Tengah dan Timur, menghadapi lonjakan dramatis dan infeksi berada pada tingkat yang memecahkan rekor.
Baca juga: 6 Arahan Presiden Jokowi Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 saat Libur Nataru
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, AS Larang Warganya Bepergian ke Jerman dan Denmark
Slovakia, Slovenia, Austria, Ceko, Jerman, dan Belanda semuanya berada di, atau telah mencapai, tertinggi baru dan kasus meningkat dengan cepat di negara lain.
Protes kekerasan terhadap penguncian baru dan pembatasan lainnya meletus di berbagai negara ketika pemerintah berjuang untuk menahan kasus yang meningkat.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)