Senin, 8 September 2025

Siswa Korea Utara Dijatuhi Hukuman Mati setelah Ketahuan Menonton dan Membagikan Drama Squid Game

Korea Utara menghukum mati seorang siswa laki-laki yang menonton, menyelundupkan dan menjual salinan serial Netflix "Squid Game".

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
ladbible
Kim Jong Un dan Squid Game. Korea Utara menghukum mati seorang siswa laki-laki yang menonton, menyelundupkan dan menjual salinan serial Netflix "Squid Game". 

TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara menghukum mati seorang siswa laki-laki yang menonton, menyelundupkan dan menjual salinan serial Netflix "Squid Game".

Pihak berwenang sebelumnya menangkap tujuh siswa sekolah menengah yang menonton drama Korea Selatan tersebut, ujar sumber di negara itu kepada Radio Free Asia.

Penyelundup itu dikatakan membawa salinan Squid Game ke Korea Utara dari China.

Ia menjual USB flash drive yang berisi drama tersebut.

Sumber mengatakan eksekusinya akan dilakukan oleh regu tembak.

Siswa lain yang membeli sebuah drive menerima hukuman seumur hidup, sedangkan enam orang lain yang menonton drama itu telah dijatuhi hukuman kerja paksa selama lima tahun.

Para guru dan administrator sekolah juga dipecat dan terancam diusir dan dipekerjakan di tambang terpencil, kata sumber tersebut.

Baca juga: KemenPUPR Bakal Bangun Jembatan Gantung Kaca Pertama di Indonesia, Desain Mirip di Squid Game

Baca juga: Sutradara Hwang Dong-Hyuk Pastikan Serial Squid Game Season 2 akan Segera Diproduksi

Drama Korea Squid Game
Drama Korea Squid Game (Netflix)

RFA melaporkan pekan lalu bahwa salinan drama Squid Game telah tiba di negara tertutup itu meskipun ada upaya dari pihak berwenang untuk mencegah masuknya media asing.

Salinan drama disebar dengan flash drive dan kartu SD.

"Ini semua dimulai minggu lalu ketika seorang siswa sekolah menengah secara diam-diam membeli USB flash drive yang berisi Squid Game drama Korea Selatan dan menontonnya dengan salah satu teman baiknya di kelas," kata seorang sumber dalam penegakan hukum di provinsi Hamgyong Utara kepada Layanan Korea RFA, Senin (22/11/2021).

"Teman itu memberi tahu beberapa siswa lain, yang kemudian tertarik, dan mereka membagikan flash drive itu kepadanya."

"Mereka ditangkap oleh 109 Sangmu, yang telah menerima informasi," kata sumber itu.

109 Sangmu adalah pasukan pemerintah yang berspesialisasi dalam menangkap penonton video ilegal, yang secara resmi dikenal sebagai Grup Biro Pengawasan 109.

Penangkapan tujuh siswa tersebut menandai pertama kalinya pemerintah Korea Utara menerapkan undang-undang yang baru disahkan tentang "Penghapusan Pemikiran dan Budaya Reaksioner" yang melibatkan anak di bawah umur, menurut sumber tersebut.

Undang-undang tersebut, yang diumumkan secara resmi tahun lalu, menjatuhkan hukuman maksimal yaitu hukuman mati untuk menonton, menyimpan, atau mendistribusikan media dari negara-negara kapitalis, terutama dari Korea Selatan dan AS.

Warga Ketakutan

"Warga diliputi kecemasan, karena ketujuh orang itu akan diinterogasi tanpa ampun sampai pihak berwenang mengetahui bagaimana drama itu diselundupkan dengan perbatasan ditutup karena pandemi virus corona," kata sumber itu.

"Itu berarti angin investigasi dan hukuman akan segera berhembus," kata sumber itu.

Baca juga: Lama Absen dari Publik, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Muncul di Situs Kota Model

Baca juga: 7 Rekomendasi Tempat Berlibur di Gangwon Korea Selatan Bagi Pecinta Drama Korea Hotel Del Luna

Ia menyiratkan bahwa penyelidikan panjang akan mengungkap rantai distribusi karena setiap orang baru yang diselidiki akan dipaksa untuk memberi tahu dari mana mereka mendapatkan salinannya dan dengan siapa saja mereka berbagi.

Namun, hukuman tidak akan berhenti pada penyelundup dan siswa yang melihat video tersebut.

Orang lain yang tidak terkait langsung dengan insiden tersebut juga akan bertanggung jawab, menurut sumber tersebut.

"Pemerintah menanggapi kejadian ini dengan sangat serius, dengan mengatakan bahwa pendidikan para siswa terabaikan."

"Komite Pusat memberhentikan kepala sekolah, sekretaris pemuda, dan wali kelas mereka," kata sumber itu.

"Mereka juga dikeluarkan dari partai. Sudah pasti mereka akan dikirim untuk bekerja keras di tambang batu bara atau diasingkan ke pedesaan di negara itu."

"Jadi guru sekolah lain semua khawatir itu bisa terjadi pada mereka juga jika salah satu siswa mereka juga terlibat dalam penyelidikan," kata sumber tersebut.

Setelah para siswa tertangkap, pihak berwenang mulai menjelajahi pasar untuk merazia perangkat penyimpanan memori dan CD video yang berisi media asing, kata seorang penduduk provinsi itu kepada RFA.

"Penduduk semua gemetar ketakutan karena mereka akan dihukum tanpa ampun karena membeli atau menjual perangkat penyimpanan memori, sekecil apa pun," kata sumber kedua, yang meminta namanya disembunyikan agar bisa berbicara dengan bebas.

"Tetapi terlepas dari seberapa ketat tindakan keras pemerintah, beredar rumor beredar bahwa di antara tujuh siswa yang ditangkap itu, salah satunya memiliki orang tua kaya yang dapat menghindari hukuman karena mereka menyuap pihak berwenang," kata sumber kedua.

"Warga mengeluh bahwa dunia tidak adil karena jika orang tua memiliki uang dan kekuasaan, anak-anak mereka yang dijatuhi hukuman mati dapat dibebaskan."

Korea Utara Anggap Budaya Korea Selatan Merusak Generasi

Laporan Washington Post Agustus 2019 mendokumentasikan bagaimana media Korea Selatan tertentu dianggap berbahaya oleh otoritas Korea Utara karena mendorong orang untuk melarikan diri.

K-pop dan musik pop Amerika disebut memiliki peran penting dalam merusak propaganda Korea Utara.

Laporan itu juga mengutip survei terhadap 200 pembelot Korea Utara yang tinggal di Korea Selatan.

90 persen dari mereka mengatakan mereka mengakses media asing saat tinggal di Utara.

75 persen mengatakan mereka tahu seseorang yang dihukum karenanya.

Lebih dari 70 persen mengatakan mereka percaya bahwa mengakses media asing menjadi lebih berbahaya sejak Kim Jong Un mengambil alih kekuasaan pada 2011, kata survei oleh Unification Media Group Korea Selatan.

Squid Game adalah acara Netflix yang paling banyak ditonton.

Squid Game menjadi serial peringkat pertama di 94 negara dan dilihat di 142 juta rumah di seluruh dunia hanya dalam waktu satu bulan, menurut laporan pendapatan kuartal ketiga perusahaan.

RFA melaporkan pada pertengahan Oktober bahwa Squid Game dibajak di sekitar 60 situs streaming di China, menurut duta besar Korea Selatan untuk China.

Korea Selatan lantas meminta Beijing untuk mengambil tindakan atas penayangan ilegal itu.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan