Minggu, 24 Agustus 2025

Longsor di Tambang Batu Giok Myanmar, 1 Orang Tewas dan Puluhan Lainnya Dilaporkan Hilang

Tanah longsor di tambang batu giok di Myanmar utara menyebabkan satu orang tewas dan hampir 100 lainnya dilaporkan hilang, Rabu (22/12/2021).

STR / AFP
Orang-orang menyaksikan tim penyelamat bersiap untuk mencari penambang yang hilang setelah tanah longsor di tambang batu giok di Hpakant, negara bagian Kachin pada 22 Desember 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Tanah longsor di tambang batu giok di Myanmar utara menyebabkan satu orang tewas dan hampir 100 lainnya dilaporkan hilang, Rabu (22/12/2021).

Bencana itu terjadi sekitar pukul 04.00 waktu setempat di tambang Hpakant, negara bagian Kachin.

Berdasarkan penuturan Ko Nyi, anggota tim penyelamat kepada kantor berita AFP, sekitar 70-100 orang hilang dalam insiden itu.

Baca juga: Sekitar 100 Orang Dikhawatirkan Masih Tertimbun Tanah Longsor Tambang Giok Myanmar

Baca juga: 113 Tewas Terkena Longsoran Pertambangan Batu Giok di Myanmar, Korban Didominasi Pemulung

Longsor di Tambang Batu Giok Myanmar
Orang-orang menyaksikan tim penyelamat bersiap untuk mencari penambang yang hilang setelah tanah longsor di tambang batu giok di Hpakant, negara bagian Kachin pada 22 Desember 2021.

"Kami telah mengirim 25 orang yang terluka ke rumah sakit, sementara ini kami menemukan satu orang tewas," jelasnya.

Dilansir Al Jazeera, sekitar 200 penyelamat tengah bekerja untuk menemukan mayat.

Ko Nyi menuturkan, beberapa anggota SAR terlihat menggunakan perahu untuk mencari jenazah di danau terdekat.

Media lokal, Kachin News Group mengatakan ada 20 penambah tewas dalam tanah longsor tersebut.

Baca juga: Militer Myanmar Tembaki Sebuah Desa dari Udara, Sembilan Orang Termasuk Dua Anak-anak Tewas

Baca juga: Helikopter Militer Myanmar Serang Milisi, Ditemukan Tujuh Mayat Warga Sipil Termasuk Dua Anak-anak

Sementara, Dinas pemadam kebakaran Myanmar mengatakan personelnya dari Hpakant dan kota terdekat Lone Khin terlibat dalam upaya penyelamatan tetapi tidak memberikan jumlah korban tewas atau hilang.

Di Myanmar, setiap tahun puluhan orang meninggal saat bekerja di industri tambang batu giok Myanmar.

Industri ini dikenal sangat menguntungkan.

Namun, masalahnya tidak diatur dengan baik.

Pihak perusahaan juga mempekerjakan migran bergaji rendah untuk mengumpulkan permata yang didambakan negara tetangga, China.

Baca juga: Pembunuhan Massal oleh Militer Myanmar Terungkap, 40 Warga Sipil Disiksa sampai Meninggal

Bukan kali pertama

Tanah longsor kemarin bukan kali pertama terjadi.

Tahun lalu, hujan deras memicu tanah longsor parah di Hpakant, kota yang dikenal sebagai jantung perdagangan batu giok Myanmar, sedikitnya 170 orang dilaporkan tewas.

Meski konflik berkobar sejak militer Myanmar merebut kekuasaan pada kudeta 1 Februari, tekanan ekonomi akibat pandemi Covid makin menarik lebih banyak migran ke tambang batu giok.

Pada 2016 lalu, pemimpin pemerintah yang digulingkan, Aung San Suu Kyi berjanji untuk membereskan masalah industri tambang batu giok.

Tetapi, menurut para aktivis, tidak ada banyak perubahan.

Baca juga: Berita Foto : Myanmar Memanas, Ratusan Warga Myanmar Melarikan Diri ke Thailand

Myanmar menghasilkan sekitar 90 persen batu giok di dunia, sebagian besar berasal dari Hpakant.

Dalam laporan lain yang dirilis pekan lalu, Global Witness mengatakan militer Myanmar sekarang mengendalikan industri batu permata bernilai jutaan dolar di negara itu.

Pengawas anti-korupsi mengatakan bahwa mengingat kendali militer atas sektor ini, perhiasan mewah berisiko mendanai pelanggaran militer di Myanmar.

Berita lain terkait dengan Myanmar

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan