Jumat, 3 Oktober 2025

Gunung di Bawah Laut Pasifik Meletus

Tsunami Tonga Mengakibatkan Internet Putus, Cemari Air Bersih, hingga Rusak Area Garis Pantai

Ancaman tsunami di sekitar Pasifik akibat letusan gunung berapi bawah laut raksasa, Hunga Tonga-Hunga Ha'apai, mulai mereda pada Minggu (16/1/2022).

Penulis: Ika Nur Cahyani
Apu Gomes / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / Getty Images via AFP
LOS ANGELES, CA - 15 JANUARI: Seorang pria memotret ombak besar di pemecah gelombang di pantai Venesia saat dia berjalan dengan anjingnya pada 15 Januari 2022 di Los Angeles, California. Peringatan tsunami berlaku untuk Pantai Barat Amerika Serikat serta Hawaii dan Alaska setelah gunung berapi bawah laut meletus di Samudra Pasifik dekat Tonga. 

Tidak hanya di Tonga, gelombang tsunami juga menyebabkan perahu-perahu di Selandia Baru dan Santa Cruz, California, rusak.

Air laut juga menggenangi jalanan yang ada di dataran rendah dan di parkiran hingga membuat mobil-mobil terapung.

Di California Selatan, gelombang air menenggelamkan setidaknya satu perahu di Pelabuhan Ventura di barat laut Los Angeles.

Peramal cuaca swasta Selandia Baru, Weather Watch, menulis cuitan bahwa orang-orang di Southland, wilayah paling selatan negara itu, mengaku mendengar ledakan sonik letusan.

Lainnya melaporkan bahwa banyak kapal rusak akibat tsunami di Whangarei, Northland.

Sebelumnya, situs berita Matangi Tonga melaporkan para ilmuwan mengamati ledakan besar, guntur, dan kilat di dekat gunung berapi setelah mulai meletus pada Jumat pagi.

Gambar satelit menunjukkan gumpalan selebar 5 km naik ke udara hingga sekira 20 km.

Gunung berapi Hunga Tonga Hunga Ha'apai terletak sekitar 64 km di utara Ibu Kota Nuku'alofa.

Abu naik ke udara setelah letusan gunung berapi bawah laut yang kuat di Pasifik Selatan.
Abu naik ke udara setelah letusan gunung berapi bawah laut yang kuat di Pasifik Selatan. (Tangkapan Layar CNN)

Baca juga: RI dan Australia Perlu Kembangkan Kerja Sama Manajemen Kebencanaan Kawasan Pasifik

Baca juga: Letusan Gunung Berapi Hunga Tonga-Hunga Haapai Salah Satu yang Terbesar Dalam 30 Tahun Terakhir

Pada akhir 2014 dan awal 2015, serangkaian letusan di daerah tersebut menciptakan pulau kecil baru dan mengganggu perjalanan udara internasional ke kepulauan Pasifik itu selama beberapa hari.

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara gunung berapi di bawah air dan di darat, dan gunung berapi bawah laut menjadi lebih besar saat meletus, di beberapa titik biasanya menembus permukaan, kata Hans Schwaiger, ahli geofisika penelitian di Alaska Volcano Observatory.

Namun, dengan gunung berapi bawah laut, air dapat menambah eksplosif letusan saat mengenai lava.

Sebelum ledakan, umumnya ada peningkatan gempa lokal kecil di gunung berapi.

Namun hal ini tergantung pada seberapa jauh jaraknya dari daratan, yang mungkin tidak dirasakan oleh penduduk di sepanjang garis pantai.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved