Gunung di Bawah Laut Pasifik Meletus
Pengamatan Dampak Tsunami di Tonga Dilakukan Melalui Pesawat, Beberapa Daerah Tertutup Tanah dan Abu
Pengamatan dampak tsunami di Tonga dilakukan melalui pesawat, beberapa daerah tertutup tanah dan abu. Tiga orang dilaporkan meninggal akibat tsunami.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Koordinator PBB yang berbasis di Fiji, Jonathan Veitch, mengatakan dua kematian telah dikonfirmasi.
Dikutip dari NZherald, Veitch membenarkan ada satu korban tewas yaitu seorang wanita Inggris bernama Angela Glover.
Ia dilaporkan tewas oleh keluarganya akibat tsunami di Nuku'alofa.
Sementara itu, belum ada konfirmasi resmi mengenai korban dari pihak berwenang Tonga, karena masih ada beberapa wilayah di Tonga yang sulit melakukan komunikasi.
Baca juga: Sinyal Marabahaya Terdeteksi di Tonga Usai Letusan Gunung Berapi dan Tsunami
Pengamatan Dampak Tsunami

Menurut laporan The Guardian, penerbangan dan pengintaian dilakukan oleh pasukan pertahanan Selandia Baru untuk melihat pulau-pulau di Tonga yang terdampak tsunami.
Sebuah pulau kecil di bagian selatan Haʻapai, terlihat tertutup tanah, pepohonan, dan abu setelah tsunami besar yang melanda negara Pasifik itu pada Sabtu (15/1/2022).
Citra satelit yang dianalisis oleh PBB menunjukkan pemandangan serupa di Kolomotua, Tongatapu, dan Desa Fafaa, Kolofo'ou.
Beberapa bangunan tetap berdiri dan bangunan lain tampak runtuh dan dilapisi abu.
Sementara, di Bandara Internasional Fua'amotu, landasan pacu tampak terendam air, dan sebagian tertutup abu atau kotoran.
Citra satelit lainnya menunjukkan banjir datang beberapa blok dari garis pantai.
Jaringan Komunikasi di Tonga Terputus
Letusan gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai, 65km utara ibu kota Tonga, dianggap sebagai peristiwa gunung berapi terbesar dalam 30 tahun.
Gelombang tsunami yang melanda Tonga di kawasan Pasifik mengakibatkan kabel komunikasi utama rusak.
Komunikasi dari Tonga telah sangat terbatas sejak Sabtu.
Warga Negara Tonga yang berada di seluruh dunia terpaksa menunggu berminggu-minggu agar kontak reguler dapat dilanjutkan dan dapat menghubungi keluarga di Tonga.
Seorang juru bicara Southern Cross Cable, yang mengoperasikan jaringan kabel bawah laut lainnya di seluruh wilayah, mengatakan, pengujian oleh Fintel dan Tonga Cable pada Minggu (16/1/2022) sore mengonfirmasi kemungkinan putusnya kabel sekitar 37 km lepas pantai dari Tonga.
Baca juga: Mengenal Kembali Ring of Fire, Letusan Gunung Api Bawah Laut di Tonga Terletak di Cincin Api Pasifik
Pengiriman Bantuan Dilakukan menggunakan Pesawat

Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Nanaia Mahuta, mengatakan, abu vulkanik dapat menyebabkan masalah bagi negara lain yang akan mengirim bantuan ke Tonga melalui pesawat.
“Gambar menunjukkan abu di landasan pacu bandara Nuku’alofa yang harus dibersihkan sebelum penerbangan C-130 Hercules dengan bantuan kemanusiaan dapat mendarat,” katanya.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan, ada kerusakan infrastruktur yang signifikan di sekitar pulau utama Tongatapu, Senin (17/1/2022).
"Kami sangat prihatin dengan dua pulau kecil dataran rendah - Mango dan Fonoi - menyusul penerbangan pengawasan Selandia Baru dan Australia yang mengkonfirmasi kerusakan properti yang substansial," kata mereka.
Selandia Baru telah mengirimkan dua kapal angkatan laut yang membawa air dan pasokan bantuan lainnya.
Baca juga: Komunikasi Masih Lumpuh Akibat Erupsi Gunung Bawah Laut, WNI di Tonga Masih Belum Diketahui Kabarnya
Menurut penjelasan Mahuta, Pemerintah Selandia Baru telah mengalokasikan dana 500 ribu dollar untuk bantuan kemanusiaan, sehingga total dana awalnya menjadi satu juta dollar.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengatakan komunikasi belum terjalin dengan banyak daerah pesisir di luar ibu kota, Nuku'alofa, pada Senin (17/1).
"Nuku'alofa tertutup gumpalan tebal debu vulkanik tetapi sebaliknya kondisinya tenang dan stabil," kata Ardern.
“Kami belum menerima kabar dari daerah pesisir lainnya.”
Pesawat Orion angkatan udara Selandia Baru meninggalkan Auckland pada Senin (17/1) pagi.
Mereka berencana untuk terbang di atas gugusan pulau Ha'apai dan kemudian pulau utama Tongatapu, untuk menilai kerusakan dan mencari landasan pacu yang aman untuk pendaratan pesawat berikutnya.
Pasukan pertahanan Australia juga mengirim pesawat pengintai pada hari Senin, untuk menilai kerusakan infrastruktur penting seperti jalan, pelabuhan dan saluran listrik.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Gunung Berapi