Kripto: Kisah para peretas memburu miliaran bitcoin yang hilang
Bitcoin senilai triliunan rupiah diperkirakan telah hilang tapi para peretas membantu pemiliknya menemukannya kembali.
Rhonda Kampert adalah salah satu orang pertama yang mengadopsi bitcoin. Dia membeli enam bitcoin pada tahun 2013, saat harganya masing-masing sekitar $80 atau Rp1,1 juta dalam kurs hari ini.
Kala itu, bitcoin tengah menjadi perbincangan di internet.
"Saya dulu mendengarkan acara bincang-bincang radio. Mereka berbicara tentang kripto dan bitcoin, jadi saya tertarik," katanya.
"Saat itu membeli bitcoin sangat rumit, tapi saya mencoba mempelajari prosesnya dan akhirnya membeli koin saya."
Baca juga:
- Bagaimana Kazakhstan menjadi penambang kripto terbesar kedua di dunia
- El Salvador resmi mulai pakai Bitcoin, warganya 'harap-harap cemas'
- Bank Dunia tolak negara pertama yang berencana resmi pakai Bitcoin
Rhonda tinggal di negara bagian Illinois, Amerika Serikat. Setelah membeli bitcoin pada 2013, dia menghabiskan sebagian uang digitalnya itu selama satu tahun. Dia kemudian melupakannya.
Namun ketika melihat berita utama pada akhir tahun 2017 yang mengumumkan bahwa nilai bitcoin telah meningkat menjadi US$13.000 (Rp186 juta), Rhonda dengan bersemangat pergi ke komputernya.
Namun Rhonda menghadapi masalah. Dia kehilangan beberapa detail untuk masuk ke akun dompet bitcoinnya. Program komputer itu menyimpan serangkaian kunci rahasia yang dibuat pemilik.
"Saya lalu menyadari bahwa dokumen yang saya cetak tidak memuat beberapa digit di ujung pengidentifikasi akun dompet saya," kata Rhonda.
"Saya memiliki secarik kertas berisi kata sandi, tapi tidak tahu apa identitas akun saya.
"Itu mengerikan. Saya mencoba segalanya selama berbulan-bulan tapi tidak ada harapan. Jadi saya agak menyerah," ucapnya.
Pemburu harta karun
Pada kuartal keempat tahun lalu, nilai bitcoin melonjak di atas US$50.000 (sekitar Rp718 juta). Nominal ini lebih dari 600 kali lipat dari yang dibayarkan Rhonda delapan tahun sebelumnya.
Dipenuhi dengan tekad baru untuk menemukan koinnya, Rhonda membuka internet dan menemukan Chris dan Charlie Brooks. Keduanya adalah ayah dan anak pemburu harta karun kripto.
"Setelah berbicara dengan orang-orang secara online untuk sementara waktu, saya cukup memercayai mereka dan menyerahkan semua detail yang dapat saya ingat. Lalu saya menunggu," kata Rhonda.