Sabtu, 23 Agustus 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Konflik Rusia-Ukraina Memanas, Pakar Hukum Internasional: Ada Kelompok Separatis

Pakar hukum internasional Hikmahanto Juwana menyebut ada dua narasi yang memicu ketegangan Rusia dan Ukraina. 

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Nuryanti
AFP/SERGEI SUPINSKY
Sisa-sisa peluru terlihat di jalan di Kyiv. Kamis, (24 Februari 2022). Serangan terjadi usai Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina pada hari Kamis dengan ledakan terdengar segera setelah di seluruh negeri dan menteri luar negerinya memperingatkan "invasi skala penuh " sedang berlangsung. (Sergei SUPINSKY / AFP) 

Dampak konflik Rusia-Ukraina

Juwana mengatakan, meski dampak yang didapatkan Indonesia tidak langsung, pemerintah Indonesia harus tetap cepat bertindak. 

Menurutnya konflik ini akan berdampak bagi pelaku bisnis dan harga minyak. 

Diwartakan Tribunnews.com, Pasar saham Asia jatuh dan harga minyak melonjak hampir $100 per barel setelah Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan operasi militer di Ukraina, Kamis (24/2/2022), 

Ekonomi Asia menghadapi risiko yang lebih rendah daripada Eropa.

Baca juga: Upaya Pemerintah untuk Pastikan Keselamatan dan Keamanan WNI di Ukraina

Akan tetapi mereka yang membutuhkan minyak impor mungkin akan dikenai harga yang lebih tinggi jika pasokan dari Rusia, produsen terbesar ketiga, terganggu.

Saham global dan imbal hasil obligasi Amerika Serikat juga turun hari ini.

Pasar kripto, Harga Bitcoin dan mata uang kripto lain juga ikut terjungkal.

Minta Pemerintah Indonesia segera bertindak

Lebih lanjut, Juwana meminta Presiden RI Jokowi Dodo sekaligus selaku Presiden G20 untuk segera turun tangan. 

Ia berharap Jokowi segera mengutus menteri luar negeri untuk melakukan shuttle diplomacy atau keterlibatan untuk menjadi penengah antara pihak yang berselisih. 

"Oleh karena itu saya menghimbau kepada bapak presiden sebagai presiden G20 untuk segera bertindak melakukan tindakan yang nyata dari pemerintah Indonesia," kata Juwana.

"Bisa mengutus ibu menlu untuk segera melakukan shuttle diplomacy," sambungnya.

Baca juga: Pemerintah Diminta Jaga Harga BBM di Tengah Naiknya Harga Minyak Dunia Akibat Rusia Invasi Ukraina

Shuttle diplomacy dilakukan dengan tujuannya untuk tiga hal. 

Pertama, melakukan komunikasi degan presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melaksanakan sidang darurat. 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan