Sabtu, 6 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Google Blokir Aplikasi RT News di Wilayah Ukraina atas Permintaan Pemerintah Kyiv

Perusahaan mesin pencari Google telah memblokir aplikasi Russia Today di wilayah Ukraina. Hal tersebut dilakukan atas permintaan Ukraina.

pixabay.com
Ilustrasi Google Chrome 

Ada laporan pertempuran sengit antara Ukraina dengan Rusia di kota utara Chernihiv.

Rusia menyerang Ukraina di beberapa front, tetapi kemajuannya telah diperlambat oleh perlawanan Ukraina.

Dalam sebuah pidato, Zelensky mengatakan ada laporan saksi mata tentang warga sipil yang sengaja menjadi sasaran selama serangan berkelanjutan di Kharkiv.

Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan roket mendarat di Kharkiv, dalam apa yang oleh beberapa analis pertahanan digambarkan sebagai tipikal serangan munisi tandan di daerah perkotaan yang padat.

Sementara video lain yang beredar di media sosial menunjukkan kepulan asap besar di sebuah pusat perbelanjaan yang terbakar di Chernihiv, kota lain yang berada di bawah tekanan dari serangan Rusia.

Seorang guru di Chernihiv, Oksana Buryak, mengatakan kepada BBC bahwa situasinya "seperti film horor".

Baca juga: Mantan Dubes RI untuk Rusia: Ukraina & Rusia Sebenarnya Bersaudara, Kenapa Harus Pakai Militer?

Baca juga: Rusia Siapkan Pengepungan Ibu Kota Kyiv: Sirine Meraung-raung, Jalanan di Pusat Kota Mulai Kosong

"Hati kami hancur, kami tidak mengerti apa-apa," katanya.

Di selatan, pasukan Rusia mencoba menguasai pelabuhan strategis utama Mariupol, dekat Krimea yang dicaplok Rusia.

Ukraina membantah laporan bahwa Zaporizhzhia, rumah bagi pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, telah jatuh ke tangan Rusia.

Menteri Dalam Negeri Ukraina, Denys Monastyrskyy, mengatakan situasi di seluruh negeri "serius, tetapi stabil".

"Setiap hari musuh mengirim lebih banyak pasukan. Tapi angkatan bersenjata kita yang mulia pada dasarnya menghancurkan segala sesuatu yang datang ke Kyiv," ungkapnya.

Baca juga: Seorang Ibu di Rusia Sedih Anaknya Ditawan Tentara Ukraina, Tak Menyangka Anaknya Dikirim Berperang

Baca juga: Rusia Bombardir Kyiv, Ledakan Bom Seperti Kembang Api, Asap Tebal Membumbung di Penjuru Kota

Kepala hak asasi manusia PBB, Michelle Bachelet, mengatakan jutaan warga sipil dipaksa untuk meringkuk di tempat perlindungan bom darurat seperti stasiun kereta bawah tanah untuk menghindari ledakan.

Sejak invasi dimulai pada minggu lalu, pihaknya telah mencatat 102 kematian warga sipil, termasuk tujuh anak-anak, dan lebih dari 300 terluka.

"Angka sebenarnya, saya khawatir, jauh lebih tinggi," kata Bachelet.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan