Sabtu, 6 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

8 Nama Elite Rusia yang Dikenai Sanksi, Ada Juru Bicara hingga Sekutu Dekat Putin

Gedung Putih Amerika Serikat (AS) merilis nama-nama elit dan oligarki Rusia yang dikenai sanksi, ada sekutu dekat Vladimir Putin.

AFP/HANDOUT
Dalam pengambilan video ini diambil dari cuplikan selebaran yang tersedia pada 24 Februari 2022 di situs web resmi Presiden Rusia (kremlin.ru) Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di hadapan bangsa di Kremlin di Moskow. - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan "operasi militer" di Ukraina pada 24 Februari dan meminta tentara di sana untuk meletakkan senjata mereka, menentang kemarahan Barat dan seruan global untuk tidak melancarkan perang. (Photo by Handout / KREMLIN.RU / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi dan pembatasan visa pada sejumlah elite Rusia.

Hal ini sebagai bagian dari upaya untuk menghukum Moskow atas invasinya ke Ukraina, kata Gedung Putih, Kamis (3/2/2022) waktu setempat.

AS akan memberikan sanksi pemblokiran penuh terhadap delapan orang Rusia yang memiliki hubungan dekat dengan Presiden Vladimir Putin, termasuk juru bicaranya.

Juga Alisher Burhanovich Usmanov, sekutu dekat Putin.

Mengutip The Wall Street Journal, anggota keluarga para elite tersebut juga turut dikenai sanksi.

Nama-nama elite tersebut pun dirilis Gedung Putih, pada hari yang sama saat memberikan keterangan.

Juru bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov
Juru bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov (RT.COM)

Baca juga: Profil Alisher Usmanov, Sekutu Dekat Putin yang Dikenai Sanksi AS, Miliarder Terkaya Rusia

Baca juga: Rangkuman Hari ke-9 Invasi Rusia ke Ukraina: Serang PLTN di Zaporizhzhya hingga Terjadi Kebakaran

Para elite itu telah memperkaya diri sendiri dengan mengorbankan orang-orang Rusia, dan beberapa mengangkat anggota keluarganya ke posisi tinggi.

Sementara lainnya, menempati jabatan di perusahaan terbesar Rusia dan bertanggung jawab dalam memasok sumber daya yang diperlukan untuk mendukung invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina.

AS juga akan memberlakukan pembatasan visa pada 19 oligarki dan 47 anggota keluarga, serta rekan dekat mereka.

Berikut ini nama-nama elit Rusia yang dikenai sanksi, dirilis oleh Gedung Putih:

Miliarder Rusia Alisher Usmanov.
Miliarder Rusia Alisher Usmanov. (THE TIMES)

1. Nikolai Tokarev (juga istrinya, Galina; putrinya, Mayya; dan dua perusahaan real estate mewahnya);

2. Boris Rotenberg (juga istrinya, Karina, serta putranya, Roman dan Boris);

3. Arkady Rotenberg (juga putranya, Pavel dan Igor, serta putrinya, Liliya);

4. Sergei Chemezov (juga istrinya, Yekaterina; putranya, Stanislav; dan putri tiri, Anastasia);

5. Igor Shuvalov (juga lima perusahaannya; istrinya, Olga; putranya Evgeny dan perusahaan jetynya; serta putrinya, Maria dan perusahaannya);

6. Yevgeniy Prigozhin (juga istrinya, Polina; putrinya, Lyubov; putranya, Pavel; dan tiga perusahaannya);

7. Dmitry Peskov, sekretaris pers Putin;

8. Alisher Usmanov (propertinya diblokir, superyacht dan jet pribadi disita).

Baca juga: Dituduh Pengkhianat, Wali Kota Kreminna Ukraina Pendukung Rusia Diculik dari Rumahnya

Baca juga: Konvoi Pasukan Putin di Dekat Kyiv Berhenti, Apakah Kemunduran bagi Rusia?

Sanksi Lainnya

Pemerintah AS mengatakan akan menjatuhkan sanksi pemblokiran penuh terhadap tujuh entitas Rusia yang dituduh menyebarkan disinformasi.

Sebanyak 26 individu yang terkait dengan kelompok-kelompok itu juga akan dikenai sanksi.

“Entitas-entitas ini telah menyebarkan narasi palsu yang memajukan tujuan strategis Rusia dan secara keliru membenarkan kegiatan Kremlin,” kata Gedung Putih, Kamis, masih mengutip The Wall Street Journal.

Kemudian, Departemen Luar Negeri mengumumkan menargetkan 21 perusahaan Rusia yang "beroperasi atau telah beroperasi di sektor pertahanan dan material terkait ekonomi Federasi Rusia."

Daftar tersebut mencakup perusahaan yang terlibat dalam pembuatan pesawat tempur Rusia, kendaraan lapis baja dan infanteri, rudal kendaraan udara tak berawak, sistem pertahanan udara, serta sistem peperangan elektronik.

Selain itu, Departemen mengatakan pihaknya menargetkan perusahaan Planar, dengan mengatakan "berspesialisasi dalam pengadaan teknologi asing untuk program militer Rusia, termasuk program luar angkasa militer Rusia, dan pelanggan utamanya adalah Pabrik Radio Izhevsk, yang mengembangkan barang dan teknologi untuk militer Rusia."

Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Membuat Harga Komoditas di Pasar Global Terus Melambung

Baca juga: Turki Sebut Drone BayraktarTB2 yang Dipakai Ukraina Hancurkan Konvoi Rusia Bukan Bantuan Tapi Dijual

Negara G7 Kembali Mengutuk Rusia

Menteri pertahanan Jepang saat jumpa pers Jumat ini (4/3/2022)
Menteri pertahanan Jepang saat jumpa pers Jumat ini (4/3/2022) (Richard Susilo)

Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi bersama para menteri luar negeri G7 sepakat mengutuk kembali serangan Rusia terhadap fasilitas nuklir Ukraina.

Menteri Yoshimasa Hayashi menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri G7, Jumat (4/3/2022) malam, mengambil kesempatan untuk berkumpul di Brussel bagi para menteri luar negeri anggota G7 untuk menghadiri pertemuan NATO.

Dalam pertemuan itu, G7 sekali lagi mengutuk keras invasi Rusia yang tidak adil ke Ukraina.

G7 juga meminta segera menghentikan serangan Rusia ke Ukraina, yang menyebabkan kerusakan pada masyarakat umum, dan segera menarik pasukannya dari Ukraina.

Selain itu, para menlu G7 sepakat bahwa jika Rusia tidak menghentikan serangan itu, G7 akan terus menjatuhkan sanksi yang lebih ketat kepada Rusia.

"Kami juga mengutuk serangan Rusia terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina yang terjadi hari ini dan setuju untuk meminta Rusia menghentikan serangan terhadap fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir dan sekitarnya sebagai G7," tegas Menlu Hayashi.

Menteri Hayashi juga menyatakan bahwa Jepang, yang telah mengalami kecelakaan nuklir Fukushima Daiichi, tidak akan pernah menerima serangan seperti itu dan akan menyalahkannya dengan kata-kata yang paling keras.

"Selanjutnya, sebagai G7, kami menegaskan kembali solidaritas kami dengan rakyat Ukraina dan menegaskan kembali dukungan dan komitmen kami terhadap kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah Ukraina," kata Yoshimasa Hayashi.

Para pimpinan dan menlu G7 juga sepakat untuk memperkuat bantuan kemanusiaan ke Ukraina.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Negara G7 Termasuk Jepang Kembali Mengutuk Rusia atas Pengeboman Fasilitas Nuklir Ukraina

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Richard Susilo)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan