Konflik Rusia Vs Ukraina
Di Mariupol, Pasukan Rusia Lakukan Penembakan Setiap 30 Menit, Anak-anak dan Wanita Jadi Korban
Di Mariupol, pasukan Rusia menembaki pemukiman penduduk setiap 30 menit, anak-anak dan wanita jadi korban.
Penulis:
Inza Maliana
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Di Kota Mariupol, Ukraina, pasukan Rusia semakin brutal dengan melakukan penembakan setiap 30 menit.
Laporan ini disampaikan oleh Wali Kota Mariupol, Vadym Boychenko dalam pesan di Telegram, Kamis (10/3/2022) malam.
Ia menyampaikan, para pasukan Rusia menembak tanpa henti ke Mariupol sejak siang hari setiap setengah jam.
"Mereka secara secara sinis menembakkan senjata terlarang, howitzer (sejenis artileri medan) di daerah pemukiman," kata Boychenko, dikutip dari Pravda News, Jumat (11/3/2022).
Pada Kamis kemarin, pasukan Rusia bahkan menembaki Layanan Darurat Negara (SES) Ukraina.
Baca juga: Rekaman Drone Tunjukkan Penyergapan Ukraina terhadap Tank Rusia
Bahkan, warga sipil banyak yang menjadi korban dari penembakan tersebut.
Di antaranya para lansia, wanita hingga anak-anak.
"Setiap 30 menit, pesawat terbang di atas kota bekerja di daerah pemukiman, dan membunuh warga sipil - orang tua, wanita, anak-anak."
"Apakah ini kehebatan tentara Rusia saat ini?" ujarnya.
RS Bersalin di Mariupol Jadi Target Serangan Rusia
Seperti diketahui sebelumnya, serangan udara Rusia juga menghantam sebuah rumah sakit bersalin di Kota Mariupol, Ukraina pada Rabu (9/3/2022) kemarin.
Dikutip dari Ekspress, serangan tersebut menyebabkan sebagian bangunan rumah sakit hancur.
Sementara, para pasien yang merupakan ibu hamil terlihat berusaha menyelamatkan diri.
Bahkan, terlihat seorang ibu hamil yang berlumuran darah ditandu oleh tim penyelamat.
Dalam serangan tersebut, sedikitnya 17 orang dilaporkan terluka, termasuk wanita yang sedang melahirkan.
Keesokan hari pada Kamis, 3 orang dilaporkan tewas, termasuk di antaranya seorang anak.
Korban yang selamat dengan luka-luka di wajahnya, memilih jalan kaki melewati bekas bangunan sembari membawa barang-barang.

Terlihat pula tangisan seorang ibu yang memeluk anaknya di tengah keadaan yang mencekam.
Puing-puing yang terbakar dari deretan mobil yang terparkir pun berceceran.
Bangunan yang sebelumnya merupakan deretan jendela bangsal rumah sakit, kini berubah menjadi lubang yang menganga karena ledakan.
Seperti diketahui, Mariupol sudah dikepung oleh Rusia selama lebih dari seminggu.
Kondisi kota tersebut mengkhawatirkan, sebeb pasokan makanan, air dan listrik sempat terputus beberapa hari yang lalu.
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-15, Ini Peristiwa yang Terjadi
Baca juga: Memasuki Minggu Kedua, Ini Deretan Peristiwa Penting soal Invasi Rusia ke Ukraina
Beberapa jam sebelum rumah sakit diserang, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan, 3.000 bayi kekurangan makanan di kota tersebut.
Mereka juga membutuhkan bantuan obat-obatan dan memohon agar segera dievakuasi dengan membuka koridor kemanusiaan.
Pihak Ukraina mengatakan, setidaknya 1.170 warga sipil telah tewas di kota yang terkepung sejauh ini sejak dimulainya invasi Rusia.

Saksi mata menggambarkan mayat-mayat tergeletak tidak terkubur di jalan-jalan Kota Mariupol.
Selain itu, penduduk yang kelaparan sampai membobol toko untuk mencari makanan dan mencairkan salju untuk air.
Sementara, ribuan orang lainnya berlindung di ruang bawah tanah.
Ada juga laporan tentang kuburan massal yang digali di Mariupol, karena para pejabat dipaksa untuk mengubur korban secara kolektif.
Baca juga: Presiden Ukraina Zelenskyy Siap Berdialog dengan Putin untuk Hentikan Perang
Baca juga: Transaksinya Diblokir, Wisatawan Rusia Keluhkan Sulit Tarik Dana Saat Liburan di Bali
Pihak berwenang Ukraina juga mengatakan, ada 67 anak yang telah terbunuh di seluruh negeri sejak awal invasi.
Moskow telah menjanjikan gencatan senjata di Mariupol sejak kemarin agar warga sipil bisa dievakuasi.
Sayangnya, hal tersebut kembali gagal untuk keempat kalinya.
Para pengamat menyebut, saat ini Rusia sengaja menargetkan gedung-gedung perawatan kesehatan untuk menghancurkan moral dan perlawanan Ukraina.
Presiden Ukraina Mengecam Serangan di Rumah Sakit Anak
Presiden Volodymyr Zelensky turut mengecam aksi pengeboman pasukan Rusia di rumah sakit bersalin di Mariupol pada Rabu (9/3/2022).
Dalam cuitannya, Zelensky menyebut, aksi tersebut sebagai bentuk kekejaman Rusia.
Baca juga: Saling Tuding Gunakan Tentara Bayaran di Perang Rusia-Ukraina, Ini Fakta-faktanya
Baca juga: SU-35 Rusia Akhirnya Turun ke Medan Perang! Terlihat Menggotong Rudal Antiradiasi di Langit Ukraina
Baca juga: CEX Menolak Bekukan Aset Kripto Secara Menyeluruh untuk Semua Pengguna Rusia
Baca juga: Balas Sanksi dari Uni Eropa-AS, Rusia Bakal Hentikan Ekspor Impor Sejumlah Komoditas
"Rumah sakit anak, bangsal bersalin. Apakah mereka mengancam Federasi Rusia?"
"Apa negara ini, Federasi Rusia, yang takut dengan rumah sakit, bangsal bersalin dan menghancurkannya?"
"Apakah ada Banderovit kecil? Apakah wanita hamil akan menembak Rostov?"
"Apakah ada orang di bangsal bersalin yang mempermalukan penutur bahasa Rusia? Atau apakah itu de-Nazifikasi sebuah rumah sakit?"

Zelensky menyebut, pengeboman itu "di luar kekejaman", dalam sebuah pidato yang diposting di Telegram.
"Orang-orang Eropa, Ukraina, penduduk Mariupol, kita harus bersatu dalam mengutuk Rusia atas kejahatan ini yang mencerminkan semua kejahatan yang telah dibawa penjajah kepada kita, di semua kota yang hancur: Volnovakha, Izyum, Kharkiv, Chernihiv, Okhtyrka, Borodyanka, Hostomel, Zhytomyr dan puluhan kota Ukraina kami yang tidak pernah menjadi ancaman bagi Rusia," katanya.
"Rumah sakit dan sekolah dihancurkan. Gereja dan bangunan biasa dihancurkan."
"Orang-orang terbunuh. Anak-anak dibunuh."
Baca juga: Tak Lagi Desak Keanggotaan, Presiden Ukraina Maklumi Ketakutan NATO, Buka Dialog dengan Putin
Baca juga: Arti Simbol Huruf Z yang Digunakan Militer Rusia saat Invasi Ukraina
"Pengeboman udara di rumah sakit anak-anak adalah bukti sesungguhnya bahwa genosida Ukraina sedang terjadi."
Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengutuk serangan di rumah sakit itu.
Rekaman serangan yang dibagikan secara online oleh Zelensky menunjukkan jendela rumah sakit pecah, dan bagian dari struktur runtuh.
(Tribunnews.com/Maliana/Tiara Shelavie)