Konflik Rusia Vs Ukraina
Situasi 'Neraka' di Mariupol: Warga Sipil Saling Serang Berebut Makanan, Rusia Lakukan Penembakan
Situasi di Mariupol, Ukraina seperti 'neraka'. Warga sipil saling menyerang demi berebut makanan, hingga pasukan Rusia terus menyerang setiap 30 menit
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Warga Mariupol menjarah toko dan saling menyerang satu sama lain demi mendapatkan makanan, di tengah kepungan pasukan Rusia yang terus menyerang kota pelabuhan di Laut Azov itu.
Situasi di Mariupol semakin memburuk, dan memaksa para warganya mulai saling menyerang, di tengah apa yang digambarkan oleh lembaga bantuan sebagai "bencana kemanusiaan".
Berada di tengah kepungan pasukan Rusia, membuat penduduk Mariupol tak memiliki pemanas selama berhari-hari dengan suhu berkisar -1 derajat Celcius saat malam dan persediaan makanan hampir habis.
Dikutip dari The Telegraph, beberapa terpaksa membobol toko dan supermarket untuk mengumpulkan makanan untuk keluarga mereka.
Dalam laporan yang sangat menyedihkan mengenai kondisi suram di Mariupol, Sasha Volkov, Wakil Kepala Delegasi Komite Internasional Palang Merah di kota itu berkata, "Beberapa penduduk masih memiliki makanan, tapi saya tidak yakin berapa lama (persediaan) akan bertahan."

Baca juga: Presiden Ukraina Tak Terima saat Tahu Ada Gadis 6 Tahun Meninggal Sendirian karena Dehidrasi
Baca juga: Rusia Klaim Dapatkan Dokumen Rahasia Ukraina soal Rencana Penyerangan di Donbas
"Banyak orang melaporkan tak memiliki makanan untuk anak-anak. Orang-orang mulai saling menyerang untuk mendapatkan makanan. Beberapa juga mulai merusak mobil seseorang untuk mengambil bensinnya."
Lebih dari 1.200 warga sipil diyakini telah tewas di kota berpenduduk 430 ribu jiwa itu.
Jumlah pasti korban belum diketahui, tapi dampak invasi secara langsung dapat dilihat di sebuah kuburan kota.
Para pekerja mendorong mayat ke parit sepanjang 25 meter karena banyaknya korban yang membanjiri kamar mayat kota.
Wali Kota Mariupol, Vadym Boychenko, mengakui tidak mungkin mengidentifikasi banyak dari korban yang terkubur.