Konflik Rusia Vs Ukraina
AS Peringatkan China agar Tak Bantu Invasi Rusia di Ukraina: Pasti akan Ada Konsekuensi
Amerika Serikat (AS) memperingatkan China agar tidak membantu Rusia dalam invasinya ke Ukraina. Tegaskan ada konsekuensi jika bersikeras membantu.
Penulis:
Yurika Nendri Novianingsih
Editor:
Nuryanti
Dia menambahkan bahwa sikap China selalu konsisten dan bahwa China memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan pembicaraan.
Juru bicara Presiden Putin Dmitry Peskov mengatakan laporan Rusia telah meminta bantuan militer China tidak benar.
"Rusia memiliki potensi independennya sendiri untuk melanjutkan operasi. Seperti yang kami katakan, itu berjalan sesuai rencana dan akan selesai tepat waktu dan penuh," katanya.
Warga Ukraina Mengungsi
Masih dikutip dari CNA, lebih dari 2,8 juta orang telah meninggalkan Ukraina.
Moskow pada Senin mengizinkan konvoi pertama melarikan diri dari Mariupol yang terkepung, rumah bagi krisis kemanusiaan terburuk dalam konflik tersebut.
"Dalam dua jam pertama, 160 mobil tersisa," kata Andrei Rempel, perwakilan dewan kota Mariupol kepada Reuters.
Namun pihak berwenang setempat mengatakan sebanyak 2.500 warga sipil telah tewas sejauh ini, jumlah korban yang tidak dapat dikonfirmasi secara independen.
Sementara Rusia mengatakan tidak menargetkan warga sipil.

Namun Kyrylo Tymoshenko, ajudan senior Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, mengatakan bahwa Rusia sekali lagi memblokir konvoi bantuan kemanusiaan yang mencoba mencapai kota dengan persediaan.
Mendapatkan jalan yang aman untuk bantuan mencapai Mariupol dan warga sipil untuk keluar telah menjadi tuntutan utama Kyiv di beberapa putaran pembicaraan.
Semua upaya sebelumnya pada gencatan senjata lokal telah gagal.
Baca juga: Bayi 18 Bulan Jadi Korban Pasukan Rusia, Berikut Ini Kisah Anak-anak dan Remaja Tewas dalam Invasi
Baca juga: Serangan Udara Rusia Hantam Bangunan Pemukiman di Ibu Kota Ukraina, Satu Orang Tewas
Kementerian luar negeri Ukraina mengatakan seorang wanita hamil yang difoto sedang dievakuasi terluka dari sebuah rumah sakit bersalin di Mariupol yang dibom oleh Rusia minggu lalu telah meninggal bersama dengan bayinya.
Meskipun video menunjukkan setidaknya dua wanita hamil dibawa keluar dari reruntuhan, Rusia mengatakan rumah sakit itu tidak digunakan pada saat itu dan telah diduduki oleh pejuang Ukraina.
Kementerian pertahanan Inggris mengatakan dalam pembaruan intelijen pada hari Senin bahwa Rusia mungkin berencana untuk menggunakan senjata kimia atau biologi di Ukraina sebagai tanggapan atas serangan palsu yang dilakukan terhadap pasukan Rusia, tanpa mengutip bukti.
Para pejabat AS telah membuat pernyataan serupa.
Rusia menuduh Ukraina berencana menggunakan senjata biologis.
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Jumat mengatakan tidak memiliki bukti bahwa Kyiv memiliki program semacam itu.
(Tribunnews.com/Yurika)