Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Berharap Damai dengan Ukraina, tapi Tegaskan Tak Ada Tawar-Menawar demi Kepentingannya
Dubes Rusia mengatakan Moskow mengharapkan damai dengan Ukraina. Tetapi, menegaskan pihaknya tak ingin ada tawar-menawar.
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Nuryanti
Tujuan Operasi Militer Belum Tercapai

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan operasi militer khusus Rusia di Ukraina berjalan sesuai tujuan dan rencana yang sudah ditetapkan.
"Itu (operasi khusus) berlangsung secara ketat sesuai dengan rencana dan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya," kata Peskov dalam wawancara dengan CNN, Selasa (22/3/2022), dilaporkan media Rusia, TASS.
Ia menambahkan bahwa sejak awal, tidak ada yang mengira operasi militer ini akan membutuhkan waktu "beberapa hari".
Peskov menyebut, operasi ini adalah hal yang serius dengan tujuan serius pula.
Baca juga: Dubes Rusia: Presiden Putin Berencana Hadiri KTT G20 Di Indonesia
Baca juga: Pemimpin Mesir, UEA, dan Israel Lakukan Pertemuan Trilateral Bahas Dampak Invasi Rusia di Ukraina
Namun, menurutnya, tujuan operasi belum tercapai.
"Belum, kami berbicara tentang operasi militer khusus yang sedang berlangsung," tambah juru bicara Kremlin ini.
Sangat jelas bagi Rusia, bahwa Kyiv sedang bersiap untuk melancarkan operasi militer terhadap Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR), kata Peskov.
Menurut pejabat ini, Rusia berharap Ukraina tidak akan menyerang Donbass dan Moskow mengandalkan kemajuan dalam pembicaraan Format Normandia.
"Setelah itu, dalam beberapa hari, sangat jelas bagi kami, untuk spesialis militer kami, bahwa Ukraina akan melancarkan serangan terhadap Donbass," kata Peskov.
Ia berujar, Ukraina telah mengumpulkan sekitar 120.000 prajurit di sepanjang garis kontak.
"Ada tanda-tanda yang jelas bahwa serangan akan dimulai," tambah Peskov.
"Tidak ada yang akan memperingatkan Ukraina untuk tidak melakukan itu (meluncurkan serangan di Donbass). Tidak ada yang akan mendorong Ukraina ke arah solusi dalam kerangka proses Normandia. Tidak ada yang melakukannya," katanya.
Pejabat dekat Presiden Vladimir Putin ini menilai negara-negara Barat menutup telinga terhadap masalah keamanan Rusia selama beberapa dekade.
"Niat Presiden Putin adalah membuat dunia mendengarkan dan memahami keprihatinan kami," katanya dalam sebuah wawancara dengan CNN.