Konflik Rusia Vs Ukraina
NATO Terbelah Hadapi Rusia, Prancis-Jerman Ingin Solusi Damai
AS, Inggris, Polandia termasuk negara-negara yang tidak ingin berunding dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Penulis:
Setya Krisna Sumarga
Rusia meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari, mengutip permintaan dari Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR).
Presiden Vladimir Putin menggambarkan tujuan operasi itu sebagai demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina.
Meskipun pertempuran terus berlanjut di Ukraina, diplomat kedua negara telah memulai negosiasi untuk mengakhiri permusuhan.
Sejauh ini, mereka baru berhasil merundingkan pembentukan koridor kemanusiaan. Namun, pada 29 Maret delegasi Ukraina menyampaikan "posisi yang diartikulasikan dengan jelas" di Turki.
Pertama, kemungkinan perjanjian gencatan senjata kepada para perunding Rusia selama putaran terakhir pembicaraan yang berlangsung di Istanbul.
Moskow berjanji untuk meninjaunya dan memberikan proposal balasan. Seiring itu, militer Rusia telah memutuskan mengurangis ecara drastic aktivitas militer di dekat Kiev.
Menteri Pertahanan Sergei Shoigu menyatakan keputusan itu dilakukan untuk memberi kepercayaan dan sebagai bentuk komitmen mendukung perundingan di Istanbul.(Tribunnews.com/Sputniknews/Bloomberg/xna)