Minggu, 24 Agustus 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

China Ingatkan Dampak Sanksi ke Rusia akan Menimbulkan Perang Mata Uang dan Dagang

China mengingatkan dunia efek dari sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada Rusia menyusul invasi ke Ukraina.

Editor: Hasanudin Aco
Zhou Mu/Xinhua via AP
Menlu Rusia Sergey Lavrov dan Menlu China Wang Yi saat bertemu di Tunxi, Provinsi Anhui, Rabu (30/3/2022). 

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan menutup pasokan gas jika negara-negara asing tak bersahabat karena tak mau membayar dengan rubel.

Putin sebelumnya telah menandatangani dekrit yang menegaskan negara pembeli gas harus membuka rekening rubel di bank Rusia sejak Jumat (1/4/2022).

Permintaan Putin ini dinilai sebagai aksi untuk meningkatkan nilai rubel, yang sempat terpukul oleh sanksi Barat.

Dengan dekrit yang dikeluarkan itu maka negara asing yang membeli gas Rusia harus membuka rekening di bank Rusia, Gazprombank dan mentransfer euro atas dolar AS ke bank tersebut.

Setelahnya, Gazprombank akan menukarkannya ke rubel yang kemudian digunakan sebagai pembayaran untuk gas.

“Tak ada yang menjual apa pun kepada kami dengan gratis, dan kami juga tidak akan bersedekah. Itu saja, kontrak yang berjalan akan dihentikan,” ancam Putin dikutip dari BBC.

Menurut pengamat dan peneliti dari Institut Studi Energi Oxford, Jack Sharples, meski pembayaran gas dengan rubel efektif pada Jumat, pembeli Eropa tak akan membayarnya hingga pertengahan Mei.

Menurutnya, hal itu tak akan menjadi ancaman segera bagi suplai gas.

Putin mengatakan peralihan pembelian ke mata uang rubel dimaksudkan untuk memperkuat kedaulatan Rusia.

Sumber: Reuters/AP/Kontan.co.id

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan