Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Paus Fransiskus Sebut Putin Berencana Akhiri Perang di Ukraina pada 9 Mei

Paus Fransiskus mengatakan PM Hongaria, Victor Orban mengatakan kepadanya bahwa Putin berencana mengakhiri invasi pada 9 Mei atau Hari Kemenangan.

Penulis: Ika Nur Cahyani
AFP/FILIPPO MONTEFORTE
Paus Fransiskus mengadakan audiensi umum di Aula Paulus VI di Vatikan. Rabu (5/1/2022). (Filippo MONTEFORTE/AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Paus Fransiskus mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin berencana mengakhiri invasi ke Ukraina pada 9 Mei atau Hari Kemenangan Rusia.

Kabar tersebut diterima Paus dari Perdana Menteri Hongaria, Victor Orban yang mengatakan kepadanya.

Paus, yang mengaku diberitahu informasi ini pada akhir April lalu, menyatakan hal ini kepada surat kabar Italia, Corriere della Sera dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Selasa (3/5/2022).

"Orban, ketika saya bertemu dengannya, dia mengatakan kepada saya bahwa Rusia punya rencana, bahwa semuanya akan berakhir pada 9 Mei," kata Paus Fransiskus, dikutip dari CNN.

"Ini juga akan menjelaskan kecepatan eskalasi hari ini. Karena sekarang bukan hanya Donbas, ini Krimea, ini Odesa, itu mengambil pelabuhan Laut Hitam dari Ukraina, itu segalanya."

Baca juga: Paus Fransiskus Suarakan Perdamaian Dunia di Hari Paskah

Baca juga: Israel Kecam Pernyataan Menlu Rusia yang Sebut Hitler adalah Keturunan Yahudi

Paus Fransiskus berjalan selama audiensi umum di Aula Paulus VI di Vatikan. Rabu (5/1/2022). (Filippo MONTEFORTE/AFP)
Paus Fransiskus berjalan selama audiensi umum di Aula Paulus VI di Vatikan. Rabu (5/1/2022). (Filippo MONTEFORTE/AFP) (AFP/FILIPPO MONTEFORTE)

"Tidak ada cukup keinginan untuk perdamaian," kata Paus.

"Saya pesimis, tetapi kita harus membuat setiap gerakan yang mungkin untuk menghentikan perang," imbuhnya.

Paus Fransiskus juga kembali menyatakan bahwa ia siap berkunjung ke Moskow untuk bertemu dengan Putin.

Ia membandingkan perang di Ukraina dengan genosida di Rwanda.

"Kami belum menerima jawaban dan kami masih bersikeras, bahkan jika saya khawatir Putin tidak dapat dan tidak ingin mengadakan pertemuan ini sekarang. Tetapi begitu banyak kebrutalan, bagaimana Anda tidak bisa menghentikannya? Dua puluh lima tahun yang lalu kami mengalami hal yang sama dengan Rwanda," kata Paus Fransiskus.

Paus mengaku tidak akan melakukan perjalanan ke Kyiv untuk saat ini, namun berencana mengirim perwakilan.

"Pertama saya harus pergi ke Moskow, pertama saya harus bertemu Putin. Tapi saya juga seorang pendeta, apa yang bisa saya lakukan? Saya akan melakukan apa pun yang saya bisa. Jika Putin membuka pintu," katanya.

Rusia tak buru-buru

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov (The Moscow Times)

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Moskow tidak akan menetapkan kerangka waktu buatan untuk operasi militernya di Ukraina untuk menyelesaikannya pada Hari Kemenangan, 9 Mei mendatang.

"Pasukan kami tidak akan secara artifisial mendasarkan kegiatan mereka pada tanggal tertentu, termasuk Hari Kemenangan," jawab Lavrov dalam wawancara dengan Mediaset Italia.

"Kami akan merayakan 9 Mei dengan khidmat seperti yang selalu kami lakukan," tambah Lavrov.

Menurut laporan TASS pada Senin (2/5/2022), Lavrov menilai kecepatan operasi militer Rusia di Ukraina bergantung pada kebutuhan untuk mengurangi risiko bagi warga sipil dan pasukan Rusia. 

Lavrov mencatat bahwa operasi itu terutama ditujukan untuk memastikan keselamatan warga sipil dan memastikan bahwa tidak ada ancaman dari Ukraina kepada warga sipil.

Ia turut menyinggung penyebaran paham Nazi di Ukraina yang menurutnya diremehkan Barat.

"Saya telah melihat laporan di NBC, saya telah membaca majalah National Interest. Artikel-artikel serius mulai muncul di sana yang memperingatkan agar tidak bermain-main dengan Nazi, seperti yang terjadi pada 1935-1938," diplomat top Rusia itu menekankan.

Invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari ke-69, berikut peristiwa yang terjadi menurut laporan CNN:

- Pabrik baja di Mariupol

Sekitar 100 warga sipil, termasuk wanita, orang tua, dan sekitar 20 anak-anak masih terjebak di dalam pabrik baja Azovstal di kota selatan Mariupol yang terkepung, menurut seorang kapten Ukraina yang berada di dalam.

Mereka menghadapi pemboman konstan dari pasukan Rusia, sementara kehabisan makanan dan air.

- Rencana evakuasi

Orang-orang meninggalkan daerah perumahan setelah serangan di kota Odessa, Ukraina, pada 23 April 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
Orang-orang meninggalkan daerah perumahan setelah serangan di kota Odessa, Ukraina, pada 23 April 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (AFP)

Akan ada evakuasi warga sipil pada Selasa pagi di Mariupol, menurut saluran Telegram dewan kota.

Kesepakatan itu dicapai dengan bantuan dari PBB dan Palang Merah.

Baca juga: Ini Sikap dan Pujian Presiden Ukraina Volodymir Zelensky ke Batalyon Neo Nazi Azov

Baca juga: Perang di Ukraina Mendorong Komunitas Sherlocks di Twitter Semakin Berkembang

- Serangan di Odesa

Sebuah rudal menghantam fasilitas infrastruktur di kota selatan Odesa pada Senin (2/5/2022), termasuk sebuah gereja dan asrama.

Seorang anak laki-laki berusia 14 tahun tewas dan seorang gadis berusia 17 tahun terluka, menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

- Rusia akan menyatakan perang

Pejabat AS dan Barat percaya Presiden Rusia Vladimir Putin akan secara resmi menyatakan perang terhadap Ukraina segera setelah 9 Mei.

9 Mei dikenal sebagai "Hari Kemenangan" Rusia, yang menandai kekalahan Rusia atas Nazi pada tahun 1945.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved