Sabtu, 13 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Operator Ukraina Setop Aliran Gas Rusia ke Eropa di Stasiun Sokhranovka

Pada Maret, total pengiriman gas Rusia ke Eropa melalui Ukraina diperkirakan mencapai 110 juta meter kubik, sesuai kontrak yang ditandatangani.

NIKOLAY DOYCHINOV / AFP
Logo raksasa energi Rusia Gazprom di salah satu pom bensin di Sofia pada tanggal 27 April 2022. Raksasa energi Rusia Gazprom mengatakan pada 27 April 2022 telah menghentikan semua pasokan gas ke Polandia dan Bulgaria setelah tidak menerima pembayaran di dalam Rubel dari dua anggota Uni Eropa itu. Presiden Vladimir Putin bulan lalu mengatakan Rusia hanya akan menerima pembayaran untuk pengiriman dalam mata uang nasionalnya, dengan pembeli diharuskan untuk membuat rekening rubel atau tidak mendapat gas. 

Kesepakatan transit berlaku lima tahun sesuai yang ditandatangani dengan Kiev pada Desember 2019.

Pada Maret, total pengiriman gas Rusia ke Eropa melalui Ukraina diperkirakan mencapai 110 juta meter kubik, sesuai kontrak yang ditandatangani.

Jerman-Qatar Gagal Transaksi Gas

Dampak peperangan Rusia-Ukraina semakin menekan banyak negara Eropa. Jerman berusaha keras mencari sumber migas lain, dan mereka mendekati Qatar.

Namun negosiasi awal telah gagal mencapai kesepakatan mengenai kontrak pasokan gas alam cair (LNG) jangka Panjang.

Kantor berita Reuters melaporkan, Berlin menolak permintaan Qatar untuk menandatangani kesepakatan jangka waktu setidaknya 20 tahun.

Meskipun berusaha mengakhiri ketergantungannya pada gas alam Rusia di tengah situasi di Ukraina, Berlin dilaporkan memandang kerangka waktu ini bertentangan rencananya memangkas emisi karbon sebesar 88 persen pada 2040.

“Masalah panjang kontrak LNG yang berpotensi membahayakan target dekarburisasi Jerman adalah bagian dari diskusi yang sedang berlangsung dengan Qatar,” kata seorang sumber kepada Reuters.

Jerman bukan satu-satunya negara yang ingin mengamankan pasokan LNG dari Qatar. Qatar juga ingin secara kontraktual mencegah Jerman mengalihkan pengiriman LNG ke negara-negara Eropa lainnya.

Tindakan ini tidak diterima oleh UE. Seorang sumber lain mengatakan kesepakatan LNG antara Qatar dan Jerman “tidak diharapkan akan segera terjadi.”

Qatar adalah pemasok LNG terbesar di dunia. Produsen listrik utama Jerman RWE telah memiliki kesepakatan dengan Qatargas sejak 2016 untuk 1,1 juta ton LNG per tahun hingga akhir 2023.

Pejabat RWE, serta perwakilan dari utilitas Jerman lainnya, Uniper, dan Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengunjungi Qatar pada Maret untuk mengamankan volume tambahan pasokan LNG, tetapi sejauh ini belum menyetujui kesepakatan jangka panjang.

Delegasi itu akan kembali ke Qatar akhir bulan ini untuk melanjutkan negosiasi, menurut sumber Reuters.

Mereka mengklaim Jerman bertujuan mencapai kemitraan dua arah dengan Qatar, menukar kontrak pasokan LNG tambahan untuk bantuan dari perusahaan Jerman dalam langkah Qatar menuju keberlanjutan.

“Perlu ada kesepakatan antara Qatar dan perusahaan Jerman, LNG seharusnya hanya menjadi langkah pertama dalam kolaborasi yang lebih lama antara kedua negara,” kata sumber industri Jerman yang tidak disebutkan namanya.(Tribunnews.com/Sputniknews/RussiaToday/xna)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan