Jumat, 19 September 2025

Suhu tahunan bumi diperkirakan naik hingga 1,5 derajat Celsius selama lima tahun ke depan

Dengan kenaikan 1 derajat saja, bumi dilanda kebakaran hutan yang skalanya belum pernah terjadi sebelumnya. Bagaimana jika kenaikannya mencapai

Dampak pemanasan global berpotensi jauh melebihi perkiraan yang sebelumnya diyakini secara internasional. Ini merupakan temuan sejumlah periset di Badan Meteorologi Inggris.

Merujuk para peneliti di lembaga itu, terdapat kemungkinan rata-rata suhu tahunan bumi akan naik lebih dari 1,5 derajat Celsius selama lima tahun ke depan. Potensi terjadinya perkiraaan ini 50 berbanding 50.

Kenaikan suhu seperti itu diyakini hanya bersifat sementara. Meski begitu, para peneliti tetap mencemaskan kenaikan suhu secara keseluruhan.

Baca juga:

Secara umum, para peneliti di Badan Meteorologi Inggris yakin bahwa pada tahun 2022 sampai 2026 akan muncul rekor suhu terpanas.

Seiring tingkat pemanasan gas di atmosfer yang melonjak pesat selama tiga dekade terakhir, suhu global sudah meningkat secara bertahap.

Pada tahun 2015, suhu rata-rata dunia untuk pertama kali naik 1 derajat Celsius. Kenaikan itu berada di atas tingkat peningkatan suhu setelah pra-era industri.

Pada tahun itu, Perjanjian Iklim di Paris, Prancis, yang diteken banyak negara, menargetkan setiap pemerintahan untuk menahan kenaikan suhu rata-rata global di angka 1,5 derajat Celsius.

Adapun pada perhelatan COP26 di Glasgow, Skotlandia, November lalu, banyak negara kembali mengulangi komitmen mereka untuk menjaga kenaikan suhu pada batas 1,5 derajat Celsius.

Selama tujuh tahun terakhir, rata-rata suhu global lebih tinggi sekitar 1 derajat Celsius dibandingkan suhu tahunan sebelumnya. Tahun 2016 dan 2020 dinyatakan sebagai tahun terpanas dalam sejarah.

Para ilmuwan menegaskan, dengan kenaikan pemanasan sekitar 1 derajat saja, bumi akan mengalami dampak signifikan. Salah satu dampaknya adalah kebakaran hutan di Amerika Serikat tahun 2021 yang skalanya belum pernah tercatat sebelumnya. Dampak lain yang terjadi adalah gelombang panas drastis yang saat ini melanda India dan Pakistan.

"Hal mendasar yang berubah adalah tingkat karbon dioksida di atmosfer, yang perlahan-lahan naik," kata Leon Hermanson, periset utama laporan yang disusun Badan Meteorologi Inggris.

"Saya pikir orang sudah cukup risau tentang perubahan iklim dan itu mengkhawatirkan.

"Potensi kenaikan suhu ini menunjukkan bahwa kita terus menghangatkan bumi dan kita semakin dekat dengan ambang batas pertama yang ditetapkan dalam perjanjian Paris. Kita perlu terus melakukan segala cara untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil," tuturnya.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan