Konflik Rusia Vs Ukraina
Niat Swedia-Finlandia Bergabung dengan NATO Bisa Berdampak Serius, Apakah Aliansi akan Menerima?
Fakta-fakta rencana Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO, kenapa baru sekarang dan bagaimana reaksi Rusia?
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Malvyandie Haryadi
Sementara itu, oposisi Swedia terhadap keanggotaan NATO lebih bersifat ideologis.
Kebijakan luar negeri Swedia pascaperang berfokus pada dialog multilateral dan perlucutan senjata nuklir.
Swedia telah lama melihat dirinya sebagai mediator di panggung internasional, menurunkan militernya setelah berakhirnya perang dingin.
Kini Swedia telah memperkenalkan kembali wajib militer dan meningkatkan pertahanan sejak Rusia mencaplok Krimea pada tahun 2014.
Namun, sejumlah pihak yang masih curiga terhadap agenda NATO yang dipimpin AS.
Mereka berpendapat bahwa keanggotaan NATO hanya akan meningkatkan ketegangan regional.
- Mengapa sekarang berubah pikiran dan ingin bergabung dengan NATO?

PM Finlandia Sanna Marin, dan PM Swedia Magdalena Andersson, mengatakan April lalu bahwa invasi Rusia ke Ukraina telah mengubah seluruh lanskap keamanan Eropa.
Invasi itu juga telah membentuk pola pikir secara dramatis di kawasan Nordik.
Pada dasarnya, banyak orang Finlandia dan Swedia semakin merasa bahwa bergabung dengan NATO akan membantu mereka tetap aman ketika mereka menghadapi pemimpin Rusia yang suka berperang dan tidak dapat diprediksi.
Jajak pendapat menunjukkan dukungan publik untuk keanggotaan NATO telah meningkat tiga kali lipat menjadi sekitar 75 % di Finlandia dan melonjak menjadi sekitar 60 % di Swedia.
Keanggotaan NATO berarti bahwa untuk pertama kalinya Finlandia dan Swedia akan mendapat jaminan keamanan dari negara-negara nuklir.
- Apakah NATO menginginkan mereka?
Finlandia dan Swedia beralih dari netralitas formal ke non-blok militer pada tahun 1995 ketika mereka bergabung dengan UE.
Mereka sudah menjadi mitra NATO, mengambil bagian dalam latihan dan bertukar intelijen dengan aliansi.