Sabtu, 23 Agustus 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kremlin Berang atas Rencana G7 dan UE Rebut Aset Rusia, Sebut sebagai Pencurian Langsung

Kremlin berang atas rencana G7 dan Uni Eropa merebut aset Rusia untuk dibelanjakan atas nama Ukraina.

Editor: Daryono
RT.COM
Juru bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov 

TRIBUNNEWS.COM - Kremlin buka suara terkait rencana G7 dan Uni Eropa untuk merebut cadangan aset Rusia yang dibekukan dan membelanjakannya atas nama Ukraina.

Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada wartawan, tidak ada yang memberi tahu Rusia tentang rencana semacam itu.

Dikuti dari Reuters, menurutnya, jika rencana itu benar-benar dilaksanakan, adalah "ilegal, terang-terangan, dan tentu saja membutuhkan tanggapan yang tepat. Sebenarnya (rencana itu) adalah pencurian langsung."

Seperti diketahui, Menteri Keuangan Jerman, Christian Lindner, dalam wawancara bersama harian bisnis Jerman dan tiga surat kabar lainnya, mengaku terbuka terkait gagasan menyita aset negara Rusia untuk membiayai rekonstruksi Ukraina.

"Saya secara politis terbuka untuk gagasan menyita aset asing Bank Sentral Rusia," ujarnya, menambahkan bahwa rencana ini sudah dibahas di antara G7 dan Uni Eropa, sebagaimana dilansir Reuters.

Close-up pada dua pin yang menampilkan logo G7 dan bendera AS dan Ukraina yang dikibarkan oleh Menteri Pertanian Amerika Serikat Tom Vilsack selama pertemuan para menteri Pertanian G7 di Istana Schloss Hohenheim di Stuttgart, Jerman selatan, pada 13 Mei 2022 .Thomas
Close-up pada dua pin yang menampilkan logo G7 dan bendera AS dan Ukraina yang dikibarkan oleh Menteri Pertanian Amerika Serikat Tom Vilsack selama pertemuan para menteri Pertanian G7 di Istana Schloss Hohenheim di Stuttgart, Jerman selatan, pada 13 Mei 2022 .Thomas (NIEDERMÜLLER / AFP)

Baca juga: Nasib Pasukan Ukraina yang Menyerah di Pabrik Baja Azovstal, Rusia Sebut Jumlah Hampir 1.000 Orang

Baca juga: Kementerian Pertahanan Rusia: Hampir 1.000 Tentara Ukraina di Pabrik Baja Azovstal Menyerah

"Dalam kasus aset pribadi, kita harus melihat apa yang mungkin secara hukum," tambahnya.

"Kita harus menghormati hukum, bahkan jika berurusan dengan oligarki Rusia."

Mengenai kebijakan fiskal Uni Eropa, Lindner mengindikasikan ia bisa terbuka untuk berkompromi tentang penanganan masa depan aturan utang Uni Eropa.

Meskipun iia tidak dapat mendukung reformasi dengan pelunakan kriteria Maastricht - tulang punggung aturan fiskal UE - dia mengatakan, "aturan fiskal harus lebih realistis dan efektif."

"Tujuannya adalah agar semua ekonomi tumbuh dan memiliki keuangan publik yang berkelanjutan."

"Saya menyarankan untuk menggabungkan jalur jangka panjang yang lebih kredibel untuk pengurangan utang dengan target jangka menengah yang fleksibel," imbuhnya.

Rusia Tuding Isolasi G7 atas Moskow Jadi Penyebab Utama Krisis Pangan Global

Panen gandum di Rusia.
Panen gandum di Rusia. (realnoe vremya)

Upaya barat dan kelompok G7 dalam mengisolasi Moskow, disebut sebagai penyebab utama dari terjadi krisis pangan global saat ini.

Pernyataan tersebut dilontarkan oleh kementerian internasional Rusia setelah para parlemen Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Britania Raya, serta Amerika Serikat yang tergabung dalam kelompok G7 pada Sabtu (15/5/2022) kemarin, menjatuhkan sanksi tambahan demi meningkatkan isolasi keuangan dan politik Rusia.

“Perlu diketahui bahwa tindakan sepihak negara-negara Barat, terutama dari Kelompok Tujuh, yang memperburuk masalah pemutusan logistik dan rantai moneter pasokan makanan ke pasar dunia,” kata kementerian internasional Rusia, dalam siaran pers di situs webnya.

Baca juga: Jerman Modernisasi Leopard Hadapi Kemajuan Tank Tempur Utama Rusia

Baca juga: Perang dengan Ukraina, Rusia Habiskan Uang Rp 4,4 Triliun Sehari, Ukraina Rugi Rp 8.000 Triliun

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan