AS Klaim Korea Utara akan Lakukan Uji Coba Rudal Jarak Jauh, Jelang Perjalanan Biden ke Asia
Sumber AS menyebut Korea UTara tampaknya sedang mempersiapkan kemungkinan uji coba rudal balistik antarbenua dalam 48 hingga 96 jam ke depan.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) yang mengetahui soal penilaian intelijen terbaru, menyebut Korea Utara tampaknya sedang mempersiapkan kemungkinan uji coba rudal balistik antarbenua dalam 48 hingga 96 jam ke depan.
Dilansir CNN, sumber itu mengatakan rencana tersebut kemungkinan berlangsung bersamaan dengan jadwal Presiden Joe Biden yang akan melakukan perjalanan ke Asia.
"Hal-hal yang kami perhatikan di masa lalu untuk peluncuran adalah hal-hal yang kami perhatikan sekarang," kata pejabat itu.
Situs peluncuran di bawah pengamatan satelit terletak di dekat Pyongyang.
Baca juga: Kecam Penanganan Covid-19, Kim Jong Un Tuding Pejabat Korea Utara: Ketidakmatangan Atasi Krisis
Baca juga: Aktris Korea Kim Sae Ron Diselidiki atas Kasus Mengemudi dalam Kondisi Mabuk

Pejabat itu tidak akan merinci secara spesifik citra saat ini, tetapi biasanya, analis intelijen mencari tanda-tanda perancah atau peralatan peluncur lainnya, bahan bakar, kendaraan, dan personel.
Biden berangkat ke Korea Selatan pada Kamis (19/5/2022) dan akan mengadakan pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol.
Selanjutnya, Biden akan melakukan perjalanan ke Jepang pada Minggu dan akan bertemu pemimpin Jepang, Australia, serta India.
Baca juga: Pertama Kalinya, Kim Jong Un Blusukan Kunjungi Apotek Saat Kasus Covid-19 Melonjak di Korea Utara
Baca juga: Pakar: Kim Jong Un Mungkin akan Terima Bantuan China, tapi Tidak dari AS, Korsel, atau COVAX

Uji coba rudal Korea Utara sejak awal tahun
Korea Utara telah melakukan sejumlah uji coba rudal balistik tahun ini.
Militer AS serta badan intelijen menilai Pyongyang juga sedang mempersiapkan uji coba nuklir bawah tanah pertamanya dalam hampir lima tahun.
AS sekarang percaya bahwa peluncuran rudal Korea Utara pada 4 Mei merupakan ICBM gagal yang meledak tak lama setelah peluncuran.
Washington juga menilai bahwa dua uji coba rudal balistik pada 26 Februari dan 4 Maret melibatkan ICBM baru yang sedang dikembangkan oleh Korea Utara.
Menurut Pentagon, rudal tersebut awalnya ditampilkan untuk pertama kalinya pada parade Partai Pekerja Korea pada 10 Oktober 2020.
Tes awal tahun ini dimaksudkan sebagai evaluasi dan tidak mencoba untuk menunjukkan jangkauan ICBM.
Setelah mengumumkan temuan tersebut pada Maret, Pentagon meningkatkan aktivitas pengawasan di Laut Kuning serta 'meningkatkan kesiapan' pertahanan rudal AS di wilayah tersebut.
Baca juga: Presiden AS Biden ke Jepang 23 Mei, Umumkan IPEF 8 Anggota, Indonesia Masih Dinantikan

Uji coba nuklir bawah tanah
CNN melaporkan awal bulan ini bahwa militer AS dan badan intelijen menilai bahwa Korea Utara siap untuk melanjutkan uji coba nuklir bawah tanah.
Penilaian itu menyimpulkan bahwa pemerintah Kim Jong Un sedang melakukan persiapan di lokasi uji coba nuklir Punggye-ri dan bisa siap untuk melakukan uji coba pada akhir bulan.
Tanda-tanda aktivitas personel dan kendaraan di lokasi telah terlihat melalui citra satelit.
Tetapi para pejabat tidak tahu apakah rezim telah menempatkan bahan nuklir di salah satu terowongan bawah tanah di lokasi uji, yang telah diawasi ketat oleh AS.
Jika Korea Utara melakukan uji coba, itu akan menjadi uji coba nuklir bawah tanah ketujuh negara itu dan yang pertama sejak 2017.
Berbicara pada briefing pada hari Rabu tentang kunjungan Biden yang akan datang, wakil penasihat keamanan Korea Selatan Kim Tae-hyo mengatakan uji coba rudal balistik antarbenua baru oleh Korea Utara tampaknya "sudah dekat" tetapi kemungkinan uji coba nuklir tampaknya "rendah."
"Jika terjadi provokasi Korea Utara selama periode KTT SK-AS, tergantung pada sifat provokasinya, rencana B telah disiapkan sehingga kedua pemimpin dapat segera memulai sistem komando dan kontrol postur pertahanan gabungan, bahkan jika jadwal yang ada diubah," kata Kim.

Biden dan Yoon akan membahas langkah-langkah paling efektif untuk menghalangi rudal nuklir Korea Utara bersama dengan masalah global lainnya, termasuk masalah di Indo-Pasifik dan keamanan ekonomi, menurut Kim.
Pertemuan puncak antara Biden dan Yoon akan berlangsung tak lama setelah sesi foto mereka di istana presiden pada pukul 13:30 waktu setempat pada Sabtu, menurut Kim.
Kedua pemimpin kemudian akan mengadakan konferensi pers bersama sebelum menghadiri makan malam di Museum Nasional Korea, kata Kim.
Perjalanan Biden ke kawasan itu minggu ini hanyalah contoh terbaru di mana seorang presiden AS telah melakukan perjalanan ke Asia di tengah ancaman uji coba nuklir.
Pyongyang sedang mempersiapkan uji coba pada tahun 2014 ketika Presiden Barack Obama saat itu melakukan perjalanan ke Korea Selatan, dan negara itu melakukan tes segera setelah Obama dan para pemimpin lainnya meninggalkan Asia pada 2016.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)