Kamis, 11 September 2025

Kerusuhan di Nepal

Demo di Nepal Memakan Korban 19 Orang, Pemerintah Langsung Cabut Larangan Medsos

Pemerintah Nepal langsung mencabut larangan media sosial setelah protes yang memakan korban jiwa sebanyak 19 orang.

|
YouTube ABC NEWS
KERUSUHAN DI NEPAL - Tangkapan layar menunjukkan kerusuhan yang terjadi di Ibu Kota Nepal, Kathmandu pada Senin (8/9/2025). Setelah demonstrasi besar-besaran yang memakan korban jiwa sebanyak 19 orang, pemerintah Nepal memutuskan untuk mencabut larangan media sosial di negara tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM - Nepal saat ini tengah dilanda kerusuhan terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

Kerusuhan itu terjadi setelah adanya demo besar-besaran yang dilakukan anak muda di Nepal, setelah pemerintah memutuskan untuk memblokir akses ke beberapa platform media sosial pada minggu lalu.

Pemerintah telah memblokir 26 situs media sosial, termasuk WhatsApp, Facebook, Instagram, LinkedIn dan YouTube.

Para pejabat Nepal mengatakan mereka memberlakukan larangan tersebut karena platform itu dianggap telah gagal mendaftar ke pihak berwenang dalam tindakan keras terhadap penyalahgunaan.

Termasuk akun media sosial palsu yang digunakan untuk menyebarkan ujaran kebencian dan berita palsu, serta melakukan penipuan.

Kini, akibat kerusuhan besar-besaran yang sebagian besar dilakukan oleh anak muda di Nepal, sebanyak 19 orang dinyatakan tewas.

Dikutip dari Al Jazeera, protes berujung kerusuhan ini bermula ketika beberapa pengunjuk rasa memaksa masuk ke kompleks Parlemen di Ibu Kota Nepal, Kathmandu, Senin (8/9/2025).

Polisi pun langsung menembakkan peluru tajam ke arah pengunjuk rasa dan menggunakan gas air mata serta peluru karet terhadap mereka.

Seorang pengunjuk rasa mengatakan kepada kantor berita ANI bahwa polisi telah menembak “tanpa pandang bulu”.

"(Mereka) menembakkan peluru yang meleset dari saya, tetapi mengenai seorang teman yang berdiri di belakang saya. Ia terkena di tangan," kata pengunjuk rasa tersebut.

Tujuh orang meninggal di Pusat Trauma Nasional, kepala pengawas medis Dr. Badri Rijal mengatakan kepada kantor berita The Associated Press.

Baca juga: 10 Negara dengan Hari Libur Nasional Terbanyak: India Teratas dengan 42 Hari, Disusul Nepal dan Iran

"Banyak dari mereka berada dalam kondisi serius dan tampaknya telah ditembak di kepala dan dada," kata Rijal.

Petugas polisi Shekhar Khanal mengatakan kepada Reuters bahwa lebih dari 100 orang, termasuk 28 personel polisi, sedang menjalani perawatan medis atas luka-luka mereka.

Dua orang tewas ketika protes di kota Itahari di bagian timur India berubah menjadi kekerasan, kata polisi.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyerukan pertanggungjawaban setelah pertumpahan darah tersebut.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan