Jumat, 19 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Elite Ukraina Ingin Hapus Total Segala Pengaruh dan Simbol Rusia

Mikhail Podoliak, penasihat Presiden Ukraina Volodymir Zelensky menginginkan semua kata dan yang berbau Rusia dihapuskan dari Ukraina.

AFP/Getty/CBS News
Resimen Azov Unjuk kekuatan di Kota Kharkiv, 11 Maret 2022. 

Rusia membantah keras tuduhan itu, dan mengungkapkan operasi palsu oleh Ukraina guna memojokkan Rusia.

Tangkapan layar ini diperoleh dari video selebaran yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 17 Mei 2022, menunjukkan anggota layanan Ukraina saat mereka digeledah oleh personel militer pro-Rusia setelah meninggalkan pabrik baja Azovstal yang terkepung di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina. (Photo by Handout / Russian Defence Ministry / AFP)
Tangkapan layar ini diperoleh dari video selebaran yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 17 Mei 2022, menunjukkan anggota layanan Ukraina saat mereka digeledah oleh personel militer pro-Rusia setelah meninggalkan pabrik baja Azovstal yang terkepung di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina. (Photo by Handout / Russian Defence Ministry / AFP) (AFP/HANDOUT)

Moskow bersikeras peristiwa mengerikan di Bucha jadi panggung sandiwara oleh pasukan Ukraina untuk menjebak pasukan Rusia yang mundur.

Moskow juga mengklaim pejabat Ukraina sendiri telah menjauh dari beberapa poin penting yang disepakati di Istanbul.

Pada 12 April, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pembicaraan damai menemui jalan buntu, setelah Ukraina menolak mengakui Krimea bagian Rusia, dan Republik Donbass sebagai negara merdeka.

Pada awal Mei, surat kabar Ukraina, Ukrayinska Pravda, memuat laporan yang menunjukkan kunjungan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson ke Kiev pada 9 April.

Kunjungan Boris Johnson itu dianggap memberi energi baru kepemimpinan Ukraina dan meyakinkan mereka meninggalkan resolusi damai konflik Rusia-Ukraina.

Menurut outlet tersebut, mengutip pejabat yang dekat dengan Zelensky, Johnson menjelaskan barat menentang Ukraina menandatangani segala jenis perjanjian dengan Rusia.

Pada Kamis, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrey Rudenko mengindikasikan Rusia siap untuk memulai kembali pembicaraan.

Selain motif politik dan geopolitik, konflik Rusia-Ukraina dipertajam oleh meningkatnya kebencian bersifat rasial dari pihak nasionalis Ukraina.

Jejak kebencian itu bisa dilihat dari berbagai pernyataan dan bukti tak terbantahkan para tokoh Batalyon Azov yang neo-Nazi.

Kelompok bersenjata ultra nasionalis itu telah diintegrasikan ke Garda Nasional Ukraina pascaperistiwa Maidan 2014.

Maksim Zhorin, seorang perwira militer Ukraina yang pernah memimpin resimen neo-Nazi Azov menyombongkan diri di media sosial atas foto-foto anggota partai oposisi Ukraina yang ditemukan tewas.

Para aktivis oposisi "menghilang" dari kota Severodonetsk yang dikuasai Ukraina pada awal Maret. Mereka akhirnya ditemukan dan diduga kuat dieksekusi di luar hukum.

Komentar Fasis Perwira Ukraina

Maksim Zhorin dalam komentar-omentarnya di kanal Telegram menyiratkan nasib aktivis oposisi Ukraina akan serupa nasib yang dialami para "pengkhianat."

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan