Pendiri WikiLeaks Julian Assange Bakal Diekstradisi ke AS, Terancam Penjara 175 Tahun
Assange, yang saat ini ditahan di Penjara Belmarsh dengan keamanan maksimum di London tenggara, memiliki waktu 14 hari untuk mengajukan banding.
Editor:
Hendra Gunawan
Dalam kasus ini, pengadilan Inggris belum menemukan bahwa akan menindas, tidak adil atau penyalahgunaan proses untuk mengekstradisi Assange.
Mereka juga tidak menemukan bahwa ekstradisi tidak sesuai dengan hak asasinya, termasuk haknya atas pengadilan yang adil dan kebebasan berekspresi, dan bahwa selama berada di AS dia akan diperlakukan dengan layak, termasuk dalam kaitannya dengan kesehatannya.
WikiLeaks mengatakan mereka akan mengajukan banding.
“Siapa pun di negara ini yang peduli dengan kebebasan berekspresi harus sangat malu karena Menteri Dalam Negeri telah menyetujui ekstradisi Julian Assange ke Amerika Serikat, negara yang merencanakan pembunuhannya," kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan yang diposting ke Twitter.
'Julian tidak melakukan kesalahan. Dia tidak melakukan kejahatan dan bukan penjahat. Dia adalah seorang jurnalis dan penerbit, dan dia dihukum karena melakukan pekerjaannya.
'Adalah kekuatan Priti Patel untuk melakukan hal yang benar. Sebaliknya dia akan selamanya dikenang sebagai kaki tangan Amerika Serikat dalam agendanya untuk mengubah jurnalisme investigasi menjadi perusahaan kriminal.'
WikiLeaks mengatakan keputusan itu 'bukan akhir dari pertarungan' dan akan mengajukan banding melalui Pengadilan Tinggi.

Dikatakan Assange menghadapi 'kasus politik' di mana ada upaya untuk 'menghilangkannya ke dalam ceruk tergelap sistem penjara mereka.
Assange menjadi buruan negeri Paman Sam karena WikiLeaks membocorkan ratusan ribu dokumen militer AS, termasuk sejumlah operasi militer di banyak negara.
Bocoran WikiLeaks yang Bikin AS Kebakaran Jenggot
Beberapa bocoran WikiLeaks yang membuat AS kebakaran jenggot antara lain Wikileaks pernah menerbitkan rekaman video yang mengerikan mengenai penembakan mati terhadap 15 orang, yang termasuk dua wartawan Reuters.
Penembakan itu dilakukan oleh seorang penembak helikopter Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) Apache, yang diambil dari kamera senjata helikopter.
Para kru terdengar tertawa saat sedang meluncurkan tembakan. Mereka juga meneriakkan kata "bakar mereka" dan "terus menembak, terus menembak".
Militer AS telah menolak untuk menghukum awak helikopter tersebut. Mereka juga mengatakan bahwa ada "pemberontak dan wartawan di daerah di mana pasukan AS akan disergap itu."
Bocoran lainnya adalah Prosedur Operasi Standar untuk Delta Camp" di Guantanamo, dokumen manual milik Angkatan Darat AS untuk prajurit yang berurusan dengan tahanan di Delta Camp, dirilis di Wikileaks pada 2007.
Dalam dokumen itu diketahui bahwa para tahanan yang sakit dapat mengalami penundaan perawatan di Palang Merah hingga empat minggu. Hal itu membuat kelompok-kelompok hak asasi manusia prihatin.