Konflik Rusia Vs Ukraina
Jerman Ketar Ketir, Cadangan Gasnya Tidak Cukup untuk Melewati Musim Dingin
Kepala badan pengatur energi Jerman mengungkap cadangan gas Jerman saat ini tidak cukup untuk melewati musim dingin tanpa pasokan dari Rusia.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Jerman disebut bakal kekurangan pasokan gas untuk melewati musim dingin.
Hal ini diungkap Klaus Mueller, kepala Bundesnetzagentur yang mengatur listrik dan gas negara Jerman dalam wawancaranya dengan surat kabar Bild am Sonntag, pada Minggu (17/7/2022).
Menurut laporan media Rusia TASS, Mueller mengatakan bahwa fasilitas penyimpanan gas Jerman saat ini tidak cukup penuh untuk melewati musim dingin tanpa pasokan gas dari Rusia.
"Tangki penyimpanan gas hampir 65 persen penuh."
"Itu lebih baik dari minggu-minggu sebelumnya, tetapi masih belum cukup untuk melewati musim dingin tanpa gas Rusia," kata Mueller.
Dia juga ingat bahwa pekerjaan pemeliharaan Nord Stream dijadwalkan berakhir Kamis depan.
Baca juga: Jerman Pede Bakal Lepas Dari Ketergantungan Energi Rusia, Agustus Batubara, Desember Minyak
Baca juga: Jerman Serukan Pembatasan Harga Energi Untuk Hindari Kerusuhan Sosial
"Sekarang banyak tergantung pada apakah dan berapa banyak gas mengalir melalui pipa setelah pemeliharaan," kata presiden Badan Jaringan Federal atau Bundesnetzagentur Jerman ini.
Jika pasokan gas dari Rusia tiba-tiba terputus dalam semalam, Jerman bisa mengalami resesi besar.
Ini karena seluruh industri bergantung pada gas dan sebagian besar rumah tangga Jerman menggunakannya untuk pemanas.
Sebelumnya, para pemimpin Jerman mengakui bahwa ketergantungan akan energi kepada Rusia merupakan kesalahan.
Dilansir CBC News, Ukraina telah menawarkan pasokan alternatif kepada Jerman dan Kanada, yakni dari pipa Sudzha yang memasuki wilayah Sumy utara Ukraina dari Rusia dan mengalir ke perbatasan Ceko.
Meskipun pertempuran sengit di sekitar Sumy, pipa itu terus membawa gas Rusia.
Pihak Ukraina mengatakan, Sudzha memiliki kapasitas yang tidak terpakai sebesar 202 juta meter kubik per hari, atau lebih dari seluruh pipa Nord Stream 1.
Namun Kanada dan Jerman menolak tawaran tersebut.
"Ada alternatif bagi Jerman untuk bisa mendapatkan gas," kata Paul Grod, presiden Kongres Dunia Ukraina.
"Gas yang mereka butuhkan sangat mudah diakses melalui pipa Ukraina, yang untuk beberapa alasan yang tidak diketahui mereka menolak untuk menggunakannya. Sebaliknya, mereka menjadi mangsa pemerasan Rusia," imbuhnya.
Ide Beralih ke Kayu Bakar

Rumah tangga Jerman dapat beralih ke kayu sebagai sumber pemanas musim dingin ini, karena pasokan gas yang ketat serta Rusia membatasi kerannya ke Eropa, tulis Deutsche Bank dalam sebuah catatan pada Selasa lalu.
Menurut laporan Markets Insider, bank memperkirakan konsumsi gas di Jerman menjadi 10 persen di bawah level 2021 karena penghematan di tingkat rumah tangga dan harga gas yang tinggi.
Bank juga mencatat bahwa batu bara dan lignit dapat menjadi pengganti gas alam di sektor listrik industri.
"Ada banyak elemen ketidakpastian, terutama sehubungan dengan asumsi kami tentang pasokan dan permintaan dari negara lain," kata catatan itu.
Catatan terbaru Deutsche datang ketika Eropa bersiap menghadapi musim dingin, sementara invasi Rusia ke Ukraina menuai pertanyaan soal stabilitas aliran gas alam.
Moskow telah membatasi pengiriman ke beberapa negara, termasuk Bulgaria dan Polandia karena menolak membayar dengan rubel.
Uni Eropa (UE) khawatir bahwa blok tersebut tidak akan dapat memastikan persediaan energi yang cukup tanpa sumber alternatif.
Gazprom, raksasa migas negara Rusia, mengirim pesan beragam pada Rabu lalu mengenai apakah aliran gas akan dipulihkan ke Nord Stream 1 dalam waktu dekat setelah ditutup untuk pemeliharaan hingga 21 Juli.

Baca juga: PROFIL Adolf Hitler, Pemimpin Nazi Jerman yang Merupakan Diktator Kuat
Baca juga: Moskow Evakuasi 30.000 Orang Termasuk 5.000 Anak-anak dari Ukraina ke Rusia Tanpa Partisipasi Kyiv
Pernyataan Deutsche Bank bahwa rumah tangga dapat beralih ke kayu untuk mendapatkan panas bukan tanpa alasan.
Di tengah pemadaman listrik musim dingin tahun lalu, rumah tangga di Texas, Amerika Serikat terpaksa membakar kayu dan furnitur untuk mendapatkan panas.
Peralihan tersebut, kata Deutsche Bank, akan menurunkan permintaan gas di Jerman.
"Baik penghematan maupun substitusi telah menyebabkan pengurangan konsumsi gas Jerman lebih dari 14 persen tahun-ke-tahun dalam lima bulan pertama tahun 2022," kata catatan itu.
Bank menambahkan bahwa beberapa fasilitas di Jerman dapat ditutup karena kenaikan biaya energi.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)