FAKTA Gereja Unifikasi: Hubungannya dengan Mantan PM Shinzo Abe, Politik Jepang dan Korea Utara
Berikut ini fakta-fakta Gereja Unifikasi, termasuk hubungannya dengan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, politik Jepang dan Korea Utara.
Penulis:
Rica Agustina
Editor:
Tiara Shelavie
Hubungan Gereja Unifikasi dengan Pemimpin Dunia
Sepanjang hidupnya, Moon bekerja untuk mengubah gerejanya menjadi gerakan keagamaan di seluruh dunia dan memperluas bisnis serta kegiatan amalnya.
Moon dihukum karena penggelapan pajak pada tahun 1982 dan menjalani hukuman penjara di New York. Dia meninggal pada tahun 2012.
Gereja telah mengembangkan hubungan dengan para pemimpin dunia konservatif termasuk presiden AS Richard Nixon, Ronald Reagan dan George HW Bush dan baru-baru ini Donald Trump.
Moon juga memiliki hubungan dengan pendiri Korea Utara Kim Il Sung, mendiang kakek dari penguasa saat ini Kim Jong Un.
Moon mengatakan dalam otobiografinya bahwa dia meminta Kim untuk melepaskan ambisi nuklirnya.
Kim menjawab bahwa program atomnya adalah untuk tujuan damai dan dia tidak berniat menggunakannya untuk "membunuh rekan senegaranya (Korea)".
Hubungan Abe dengan Gereja Unifikasi
Abe dikenal karena pandangan konservatifnya tentang masalah keamanan dan sejarah juga didukung oleh lobi-lobi kuat seperti Nippon Kaigi.
Dia muncul di acara-acara yang diselenggarakan oleh afiliasi gereja, termasuk satu pada September 2021.

Baca juga: 50 Polisi Jepang Dikerahkan Cari Peluru Pembunuh Mantan PM Jepang Shinzo Abe
Dalam sebuah video yang ditampilkan di layar lebar pada pertemuan Universal Peace Federation, atau UPF, yang terkait dengan gereja, Abe memuji upayanya menuju perdamaian di Semenanjung Korea dan fokus kelompok tersebut pada nilai-nilai keluarga.
Penekanan pada sistem keluarga tradisional dan paternalistik adalah salah satu posisi kunci Abe.
"Saya menghargai fokus UPF pada nilai-nilai keluarga," katanya dalam video tersebut.
"Mari kita waspadai apa yang disebut gerakan revolusioner sosial dengan nilai-nilai yang berpikiran sempit."
Laporan kemunculannya di acara 2021 menuai kritik dari Partai Komunis Jepang dan pengamat aliran sesat, termasuk sekelompok pengacara yang telah menyaksikan kegiatan Gereja Unifikasi dan mendukung para korbannya.