Senin, 8 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Sewot Dengan Tingkah Belarusia Sekutu Rusia, Ukraina Ancam Putus Hubungan Diplomatik Dengan Minsk

Ukraina menegaskan akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Belarusia, jika tentaranya melintasi wilayah Ukraina.

Editor: Hendra Gunawan
Kolase AFP
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko 

Pasukan Rusia menyerang Ukraina dari berbagai arah, termasuk dari wilayah Belarusia, memicu kekhawatiran Minsk mungkin terlibat langsung permusuhan.

Belarus, bagaimanapun, telah secara konsisten membantah rencana bergabung dengan Rusia dalam serangannya.

Video handout yang diambil dan dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 17 Februari 2022, menunjukkan peluncur roket ganda Grad menembaki target musuh tiruan selama latihan gabungan angkatan bersenjata Rusia dan Belarusia sebagai bagian dari inspeksi Angkatan Bersenjata Negara Serikat. Pasukan Respons, di lapangan tembak Obuz-Lesnovsky dekat kota Baranovichi di Belarus.
Rusia menyerang Ukraina menyusul kegagalan Kiev untuk menerapkan persyaratan perjanjian Minsk 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass, Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Baca juga: Inflasi Menggila, Rakyat Rusia Beralih Beli Bahan Pangan yang Harganya Lebih Murah

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik secara paksa.

Beli Rudal Balistik Iskander

Perkembangan lain pekan sebelumnya, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan negaranya akan membangun sistem rudal baru atas bantuan Moskow.

Berbicara pada pertemuan dengan pejabat militer, Lukashenko mengatakan dia telah dijanjikan "dukungan penuh" dari Moskow.

Terutama pengembangan rudal yang serupa dengan yang digunakan dalam sistem rudal balistik jarak pendek Iskander.

Dia menambahkan masalah itu dibahas bulan lalu selama pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Dmitry Rogozin, Kepala Badan Antariksa Rusia Roscosmos.

“Di hadapan saya, Presiden (Putin) mengatakan kepada Rogozin untuk memberikan dukungan segera, jadi kami tidak akan membangunnya dari awal tetapi sebaliknya dapat menggunakan pengalaman para ahli rudal Rusia yang telah membangun Iskander,” kata Lukashenko.

Presiden Belarus mengatakan dia telah mencapai kesepakatan dengan Moskow untuk membeli rudal Iskander itu.

Baca juga: Rusia Dikabarkan Bersiap Meningkatkan Serangan ke Ukraina

Belarus tetap mempertahankan sistem rudal pertahanan udara S-400 Rusia yang saat ini sudah ditempatkan di negara tersebut.

Rudal Iskander diluncurkan dari peluncur bergerak dan dapat menyerang target pada jarak hingga 500 kulometer (310 mil).

Rusia telah menggunakan rudal itu di Suriah dan, yang terbaru, selama kampanye militernya di Ukraina.

Sedangkan rudal S-400 adalah sistem pertahanan udara jarak jauh paling canggih di dunia, dan diproduksi perusahaan Rusia Almaz-Antey.

Menurut spesifikasinya, ia dapat mencapai target pada jarak hingga 400 kilometer, tergantung jenis rudal yang dipakai.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan