Hasil Survei Imigrasi: WNI Rata-rata Pinjam Uang Rp 31 Jutaan Sebelum Menjadi Pemagang di Jepang
Para pemagang Indonesia rata-rata meminjam sekitar Rp 31.334.300 agar bisa bekerja di Jepang.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hasil survei terbaru yang dilakukan oleh Badan Layanan Imigrasi Kementerian Kehakiman Jepang menyebut para pemagang Indonesia rata-rata meminjam sekitar 282.000 yen atau setara Rp 31.334.300 (kurs 1 yen = Rp 111,15) agar bisa bekerja di Jepang.
"Hasil survei kami pihak imigrasi memperlihatkan lebih dari setengah pemagang meminjam uang dari negara asal mereka sebelum datang ke Jepang, dengan jumlah rata-rata sekitar 550.000 yen," ungkap sumber Tribunnews.com, Senin (15/8/2022).
Sedangkan pemagang yang dari Indonesia, rata-rata meminjam uang dari negerinya sendiri sekitar 282.000 yen.
Sebanyak 85 persen dari responden menjawab bahwa mereka telah membayar beberapa jenis biaya ke agen pengirim di negara asal mereka sebelum datang ke Jepang, dengan rata-rata 520.000 yen.
Baca juga: Ekonomi Jepang Melesat Tumbuh 2,2 Persen Selama Kuartal Kedua 2022
Selain itu, sekitar 10 persen dari pemagang juga membayar biaya ke perantara lain.
Program Pelatihan Magang Teknis, yang memungkinkan orang asing mempelajari keterampilan saat bekerja di Jepang, telah lama dipandang bermasalah karena upahnya yang rendah, jam kerja yang panjang, dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang sering terjadi.
"Masuk akal untuk menunjukkan bahwa ada kesenjangan antara tujuan memberikan kontribusi kepada masyarakat internasional dan kenyataan angkatan kerja yang menutupi kekurangan tenaga kerja," kata Menteri Kehakiman Yoshihisa Furukawa saat konferensi pers pada 29 Juli 2022.
Oleh karena itulah Yoshihisa Furukawa berencana untuk mempertimbangkan peninjauan kembali sistem magang di Jepang dalam waktu dekat ini.
Survei yang dilakukan sejak Desember 2021 hingga April 2022 ini menargetkan sekitar 2.200 peserta pelatihan dari enam negara: Vietnam, China, Indonesia, Filipina, Myanmar, dan Kamboja.
Menurut survei, 85,3 persen dari pemagang membayar beberapa jenis biaya kepada organisasi pengirim di negara asal mereka sebelum datang ke Jepang.
Jumlah total rata-rata (diubah ke mata uang yen Jepang) adalah 521.000 yen atas nama biaya pengiriman, biaya pra-pendidikan, uang jaminan dan denda.
Berdasarkan penelitian itu per negara, yang tertinggi adalah Vietnam dengan nilai 656.000 yen. Yang terendah adalah 94.000 yen di Filipina.
Dalam kasus Vietnam, 11,5% dari pemagang membayar perantara selain organisasi pengirim atas nama "biaya perkenalan", dan jumlah rata-rata adalah 446.000 yen.
Baca juga: Pemagang Indonesia dan Thailand Pelajari Aturan Lalu Lintas Jepang di Gifu
Sebanyak 54,7% dari pemagang telah meminjam uang di negara asal mereka sebelum datang ke Jepang.
Berdasarkan negara, negara Kamboja (83,5%) paling banyak pemagangnya yang pinjam uang dan Vietnam (80,0%) juga tergolong tinggi.
Jumlah total utang rata-rata adalah 547.000 yen.
Menurut negara sebesar 674.000 yen di Vietnam, 566.000 yen di Kamboja, 528.000 yen di Cina, 315.000 yen di Myanmar, lalu 282.000 yen di Indonesia, dan 153.000 yen di Filipina.
Jumlah WNI overstay dan penduduk ilegal di Jepang sekitar 3.500 orang dari jumlah sekitar 68.500 orang WNI yang berdomisili di Jepang saat ini.
Polisi dan pihak imigrasi aktif mencari para overstay dan langsung menahannya sampai mereka memiliki uang untuk beli tiket pesawat pulang ke Indonesia, kemudian dikawal sampai ke tangga pesawat, memastikan pulang ke Indonesia.

Overstay yang telah kembali ke Indonesia sesuai hukum dapat kembali ke Jepang setelah lima tahun.
Dalam praktiknya sangat sulit untuk kembali masukke Jepang dan umumnya tertangkap di loket imigrasi Jepang dan langsung diminta kembali ke Indonesia.
Seperti yang terjadi 2 Agustus 2022 lalu, seorang WNI yang pernah overstay lebih dari 5 tahun lalu, masuk Bandara Narita Jepang, tetapi kemudian langsung diminta pulang kembali ke Indonesia.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif.
Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.