Rabu, 3 September 2025

Pendukung Ulama Syiah Moqtada al Sadr Irak Tinggalkan Zona Hijau setelah Aksi Kekerasan Mematikan

Pendukung ulama Syiah terkemuka dari Irak, Moqtada al Sadr telah mundur dari Zona Hijau di Baghdad setelah diperintahkan sang ulama untuk bubar.

AFP/HUSSEIN FALEH
Pendukung ulama Syiah Irak Moqtada Sadr digambarkan di jalan yang diblokir dengan ban yang terbakar selama demonstrasi di kota selatan Irak Basra pada 29 Agustus 2022. - Pendukung ulama Syiah terkemuka dari Irak, Moqtada al Sadr telah mundur dari Zona Hijau di Baghdad. 

Situs tersebut pernah menjadi markas militer Amerika Serikat yang sekarang menjadi kantor pemerintah Irak dan kedutaan asing.

“Ini bukan revolusi,” kata al Sadr dalam pidatonya yang disiarkan televisi, yang diikuti dengan permohonan untuk menahan diri dan perdamaian dari beberapa pejabat Irak dan PBB.

Krisis politik Irak

Keputusannya untuk keluar dari politik terjadi setelah berminggu-minggu protes oleh para pendukungnya setelah krisis politik yang telah membuat negara itu tanpa pemerintahan baru, perdana menteri atau presiden selama berbulan-bulan.

Analis International Crisis Group Irak, Lahib Higel, mengatakan al Sadr "jelas ingin menunjukkan kepada saingannya bahwa dia memiliki kendali atas massanya".

Dibuktikan dengan memerintahkan mereka turun ke jalan dan kembali ketika keadaan meningkat terlalu jauh.

Baca juga: Perselisihan Diplomatik Irak dan Turki Dipicu Tewasnya Turis Akibat Kena Peluru Artileri di Baghdad

Pendukung ulama Irak Moqtada Sadr (gambar) memprotes pencalonan blok saingan untuk perdana menteri, di kota Nasiriyah di provinsi Dhi Qar selatan Irak, pada 27 Juli 2022. - Protes adalah tantangan terbaru bagi negara kaya minyak Irak, yang tetap terperosok dalam krisis politik dan sosial ekonomi meskipun harga energi global meningkat. Blok Sadr muncul dari pemilihan pada bulan Oktober sebagai faksi parlemen terbesar, tetapi masih jauh dari mayoritas dan, sembilan bulan kemudian, kebuntuan tetap ada selama pembentukan pemerintahan baru. (Photo by Asaad NIAZI / AFP)
Pendukung ulama Irak Moqtada Sadr (gambar) memprotes pencalonan blok saingan untuk perdana menteri, di kota Nasiriyah di provinsi Dhi Qar selatan Irak, pada 27 Juli 2022. Photo by Asaad NIAZI / AFP) (AFP/ASAAD NIAZI)

"Pernyataan Sadr cukup jelas menunjukkan bahwa dia tidak menginginkan eskalasi lebih lanjut," kata Higel kepada Al Jazeera.

Menurut laporan terbaru yang dikutip TASS, 30 orang tewas, dengan lebih dari 300 lainnya terluka.

Juga, protes dan bentrokan telah meletus di wilayah Irak lainnya.

Berita lain terkait dengan Moqtada al Sadr

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan