Minggu, 28 September 2025

Ayah Mahsa Amini Sebut Otoritas Iran Berbohong soal Kematian Putrinya, Aksi Protes Terus Meluas

Ayah Mahsa Amini menyebut otoritas Iran berbohong soal kematian putrinya. Sang ayah juga tak diizinkan melihat jasad Mahsa setelah kematiannya.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
ATTA KENARE / AFP
Sebuah gambar yang diambil di Teheran pada 18 September 2022 menunjukkan halaman depan surat kabar Iran Hafteh Sobh yang menampilkan foto Mahsa Amini, seorang wanita yang meninggal setelah ditangkap oleh "polisi moral" Iran. Amini, 22 tahun, sedang dalam kunjungan bersama keluarganya ke ibukota Iran ketika dia ditahan pada 13 September oleh unit polisi yang bertanggung jawab untuk menegakkan aturan berpakaian ketat Iran untuk wanita, termasuk mengenakan jilbab di depan umum. Amini dinyatakan meninggal pada 16 September oleh televisi pemerintah setelah menghabiskan tiga hari dalam keadaan koma di rumah sakit. 

Empat lainnya ditembak oleh pasukan keamanan, kata Amnesty, mengutip sumber di Iran.

Laporan saksi mata dan analisis video menunjukkan pola "pasukan keamanan Iran yang berulang kali menembakkan peluru logam langsung ke pengunjuk rasa."

Polisi anti huru hara dikerahkan untuk membubarkan pengunjuk rasa Rabu malam di ibu kota Teheran.

Mereka terlihat menangkap beberapa orang, menurut saksi mata yang tidak mau disebutkan namanya karena alasan keamanan.

Polisi anti huru hara menembakkan gas air mata dengan "tindakan keras" di dekat Universitas Teheran, kata seorang saksi mata.

Saksi mata lain di distrik timur kota mengatakan pengunjuk rasa terdengar meneriakkan "Matilah diktator," merujuk pada Pemimpin Tertinggi Iran, dan "Saya membunuh siapa pun yang membunuh saudara perempuan saya," merujuk pada Amini.

Video dari protes nasional menunjukkan orang-orang menghancurkan poster Pemimpin Tertinggi, dan wanita membakar jilbab dan memotong rambut mereka sebagai betuk simbolis aksi pembangkangan.

Garda Revolusi Iran (IRGC) mengeluarkan peringatan kepada pengunjuk rasa dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.

IRGC meminta pengadilan untuk mengidentifikasi orang-orang yang menyebarkan "rumor" di media sosial.

IRGC menuduh pengunjuk rasa melakukan "kerusuhan" dan "vandalisme," dan meminta polisi untuk "melindungi keamanan negara."

Sementara itu, kantor berita Fars melaporkan pada hari Kamis bahwa dua anggota organisasi paramiliter Basij Iran – sebuah kelompok paramiliter sukarelawan yang terhubung dengan IRGC – terbunuh selama protes di provinsi-provinsi Iran.

"Perusuh" menikam seorang anggota Basij di Tabriz, ibu kota provinsi Azerbaijan Timur Iran barat laut, Fars melaporkan.

Al Alam yang dikelola negara mengatakan bahwa anggota Basij lainnya tewas di provinsi Qazvin.

Sebuah video bergaya propaganda berjudul "Ketika Basij Masuk," yang diterbitkan oleh Fars pada hari Kamis, diduga menunjukkan anggota Basij dengan sepeda motor membersihkan barikade dan menahan pria di jalan.

Reaksi Pemimpin Dunia

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan