Sabtu, 13 September 2025

AS Harus Bersiap untuk Tanggapi Kemungkinan Invasi China ke Taiwan

Kepala Operasi Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) Laksamana Michael Gilday mengatakan militer harus siap untuk menanggapi invasi China ke Taiwan.

Penulis: Rica Agustina
AFP
Militer AS - Kepala Operasi Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) Laksamana Michael Gilday mengatakan militer harus siap untuk menanggapi invasi China ke Taiwan. 

Analis militer telah lama memperingatkan penyerangan ke Taiwan adalah tugas yang sulit, mengingat lokasi dan medannya.

Sebuah jet militer China terbang di atas pulau Pingtan, salah satu titik terdekat China daratan ke Taiwan, di provinsi Fujian pada 6 Agustus 2022. - Kepala Operasi Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) Laksamana Michael Gilday mengatakan militer harus siap untuk menanggapi invasi China ke Taiwan.
Sebuah jet militer China terbang di atas pulau Pingtan, salah satu titik terdekat China daratan ke Taiwan, di provinsi Fujian pada 6 Agustus 2022. - Kepala Operasi Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) Laksamana Michael Gilday mengatakan militer harus siap untuk menanggapi invasi China ke Taiwan. (AFP)

Baca juga: Xi Jinping Tegaskan Tekad China untuk Reunifikasi dengan Taiwan

Kepala keamanan nasional Taiwan, Chen Ming-tong menggemakan sentimen itu dan menyampaikan peringatannya sendiri kepada Xi Jinping.

"Saya ingin dengan sungguh-sungguh memberi tahu pihak berwenang Beijing bahwa tidak ada peluang menang untuk menyerang Taiwan dengan paksa," katanya kepada wartawan pada hari Kamis di Taipei.

"Itu akan mengarah pada sanksi ekonomi internasional dan isolasi diplomatik, merusak 'peremajaan besar bangsa China' (Xi Jinping) dan membuatnya menjadi orang berdosa bagi bangsa China."

Blinken Sebut Rencana China Caplok Taiwan Bergerak Lebih Cepat

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan pemerintah China sedang mengejar rencananya untuk mencaplok Taiwan.

Di bawah pemerintahan Presiden China Xi Jinping, pencaplokan Taiwan akan bergerak jauh lebih cepat.

Berbicara dengan Mantan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice di Universitas Stanford pada Senin (17/10/2022), Blinken mengatakan perdamaian dan stabilitas antara China dan Taiwan telah berhasil dipertahankan selama beberapa dekade, tetapi Beijing telah mengubahnya.

"Alih-alih bertahan dengan status quo yang didirikan dengan cara yang positif, (Beijing telah membuat) keputusan mendasar bahwa status quo tidak lagi dapat diterima, dan Beijing bertekad untuk mengejar reunifikasi pada waktu yang jauh lebih cepat," kata Blinken sebagaimana dikutip The Guardian.

Pertanyaan tentang Taiwan diajukan ke Blinken di menit-menit terakhir percakapan selama satu jam.

Dia memperingatkan bahwa destabilisasi Selat Taiwan adalah "keprihatinan mendalam bagi negara-negara di seluruh dunia".

Lima dari sembilan rudal balistik yang ditembakkan angkatan perang China yang sedang melakukan latihan operasi militer di Selat Taiwan, dilaporkan jatuh di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang, Kamis (4/8/2022). - Kepala Operasi Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) Laksamana Michael Gilday mengatakan militer harus siap untuk menanggapi invasi China ke Taiwan.
Lima dari sembilan rudal balistik yang ditembakkan angkatan perang China yang sedang melakukan latihan operasi militer di Selat Taiwan, dilaporkan jatuh di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang, Kamis (4/8/2022). - Kepala Operasi Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) Laksamana Michael Gilday mengatakan militer harus siap untuk menanggapi invasi China ke Taiwan. (Fox News)

Baca juga: Pembukaan Kongres Partai Komunis China: Xi Jinping Bicara soal Taiwan, Hong Kong hingga Nol-Covid

"Jumlah lalu lintas komersial yang melewati Selat setiap hari dan berdampak pada ekonomi di seluruh dunia sangat besar," katanya.

"Jika itu terganggu sebagai akibat dari krisis, negara-negara di seluruh dunia akan menderita. Jika produksi Taiwan terganggu akibat krisis, Anda akan mengalami krisis ekonomi di seluruh dunia."

Berbicara kepada wartawan setelah acara tersebut, Blinken menunjuk pada krisis global di luar China, dengan mengatakan bahwa perang Ukraina telah mengakhiri "era pasca Perang Dingin", dan teknologilah yang akan menentukan persaingan antara kekuatan dunia.

"Kami berada di titik belok," katanya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan