Kamis, 11 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Setelah Ditelepon Erdogan, Rusia Mau Lanjutkan Lagi Kesepakatan Ekspor Gandum Ukraina

Rusia bersedia melanjutkan kembali kesepakatan ekspor gandum Ukraina menyusul pembicaraan Vladimir Putin dengan Presiden Turki Erdogan.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Murat KULA / LAYANAN PERS PRESIDEN TURKI / AFP
Gambar selebaran ini diambil dan dirilis oleh Layanan Pers Kepresidenan Turki pada 5 Agustus 2022 menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kiri) di Sochi. - Rusia bersedia melanjutkan kembali kesepakatan ekspor gandum Ukraina menyusul pembicaraan Vladimir Putin dengan Presiden Turki Erdogan. 

Jaminan itu berupa komitmen Kyiv untuk tidak menggunakan koridor kemanusiaan atau pelabuhan Ukraina untuk melakukan operasi militer melawan Rusia.

Pada Senin lalu, Moskow menegaskan akan berisiko jika kapal terus berlayar melalui koridor kemanusiaan di bawah kesepakatan ekspor gandum yang ditengahi Turki dan PBB itu.

Diketahui kesepakatan yang ditengahi Turki dan PBB berhasil membuat pelabuhan Ukraina kembali beroperasi dan jalur pelayaran ekspor gandum yang diblokade Rusia dibuka.

Namun terlepas dari ancaman Rusia, kapal terus mengekspor gandum Ukraina dan volume rekor bergerak pada hari Senin.

Ini bertentangan dengan peringatan Rusia bahwa jalur ekspor "tidak aman" tanpa partisipasinya.

Analis politik Rusia, Tatiana Stanovaya mengatakan pengumuman ini mewakili pengakuan dari Putin bahwa dia tidak dapat memblokir ekspor gandum.

Penarikan Rusia menyalakan kembali kekhawatiran atas kelaparan global.

Presiden Erdogan mengatakan sebelumnya, bahwa menteri pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah mengatakan kepada mitranya dari Turki bahwa kesepakatan gandum akan terus beroperasi pada tengah hari pada hari Rabu.

Pemimpin Turki itu mengatakan ekspor biji-bijian dari Ukraina akan berlanjut dengan atau tanpa persetujuan Rusia, dan tampaknya hal ini mempengaruhi Rusia.

"Transportasi biji-bijian akan berlanjut seperti yang disepakati sebelumnya pada pukul 12 siang hari ini," kata Erdogan, dilansir Guardian.

Reaksi Atas Serangan

Penarikan Rusia dalam perjanjian ekspor gandum itu terjadi menyusul serangkaian kemundurannya di medan perang Ukraina.

Bahkan Rusia mengalami dua serangan profil tinggi, yakni ledakan di Jembatan Kerch penghubung ke Krimea dan serangan udara terhadap armada Laut Hitam Rusia di Sevastopol.

Rusia telah berulang kali menuduh Ukraina menggunakan koridor gandum untuk mempersiapkan serangan terhadap Rusia.

Tuduhan itu datang salah satunya karena insiden pemboman Jembatan Kerch bulan lalu, di mana bahan peledak yang digunakan dalam serangan itu diduga dikirim dari Odesa.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan