KTT G20 Bali
Jokowi Imbau Para Pemimpin Negara G20 Redam Retorika tentang Rusia di KTT G20
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pemimpin Barat untuk mengurangi retorika mereka sehubungan dengan Rusia atas perang di Ukraina pada KTT G20
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Pravitri Retno W
Dikutip dari France24, Lavrov sempat mempelajari bahasa Sinhala, yakni bahasa asli di Sri Lanka.
Karier politik Lavrov
Setelah itu, Lavrov memulai kariernya sebagai diplomat di Sri Lanka pada 1972 hingga 1976.
Di 1976, Lavrov harus kembali ke Moskow dan bekerja sebagai sekretaris ketiga dan kedua di Bagian Hubungan Ekonomi Internasional Uni Soviet.
Selanjutnya, pada 1981, Lavrov dikirim sebagai penasihat senior misi Soviet untuk PBB di New York, Amerika Serikat.
Baca juga: Dampingi Presiden Jokowi di KTT G20, Mendag Zulkifli Hasan Perkuat Kerja Sama dengan India

Setelah menghabiskan 15 tahun bekerja di markas besar PBB di New York, Lavrov terlihat nyaman di Barat.
Akan tetapi, Lavrov telah dikritik oleh beberapa orang karena mengikuti garis Kremlin daripada mengarahkan kebijakan luar negerinya sendiri.
Dia diangkat sebagai wakil menteri luar negeri pada 1992, tetapi kembali bekerja di New York pada 1994 sebagai perwakilan tetap Rusia untuk PBB.
Menteri Luar Negeri Rusia sejak 2004
Pada 2004, Putin mengangkat Lavrov sebagai menteri luar negeri, menggantikan Igor Ivanov yang telah ditunjuk oleh Boris Yeltsin.
Dia mempertahankan jabatan menteri luar negerinya pada 2018 ketika Putin kembali memimpin Kremlin untuk keempat kalinya.
Lavrov telah menjadi suara Rusia melalui pasang surut hubungan AS-Rusia dan pencaplokan Krimea oleh Moskow pada 2014 dan dukungan untuk separatis di Ukraina timur.
Berita lain terkait KTT G20 Bali
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Whiesa)