Selasa, 12 Agustus 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Tolak Damai dengan Ukraina jika AS dan Sekutu Tak Akui 4 Wilayah Baru Federasi Rusia

Putin menolak diplomasi dengan Ukraina jika AS dan sekutu tidak mengakui 4 wilayah baru Federasi Rusia serta mensyaratkan beberapa hal lain.

Mikhail Metzel / SPUTNIK / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di sebuah pertemuan dengan para ibu tentara Rusia yang berpartisipasi dalam operasi militer di Ukraina, menjelang Hari Ibu di kediaman negara Novo-Ogaryovo, di luar Moskow, pada 25 November 2022. Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan sekelompok ibu dan istri militer untuk pertama kalinya sejak memerintahkan pasukan Rusia masuk ke Ukraina sembilan bulan lalu. Ibu dan istri tentara dimobilisasi untuk berperang di Ukraina, mendesak agar militer menepati janji yang dibuat oleh Presiden Vladimir Putin. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin menolak permintaan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden untuk damai dengan Ukraina, jika syarat khusus dari Rusia tak terpenuhi.

Rusia mensyaratkan beberapa hal, termasuk mengakui empat wilayah baru Rusia yang dianeksasi selama perang di Ukraina.

Empat wilayah itu adalah Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia.

Sebelumnya, Vladimir Putin telah mendeklarasikan empat wilayah baru Rusia tersebut melalui siaran TV Rusia pada 30 September 2022, setelah mengadakan referendum.

Vladimir Putin mengklaim deklarasi itu ia lakukan karena kehendak jutaan orang dari keempat wilayah itu memiliki hak menentukan nasib sendiri untuk bergabung dengan Rusia, dikutip dari CNBC.

Baca juga: Ukraina Klaim Rusia Gunakan Rudal Jelajah Kh-55 untuk Lemahkan Pertahanan Udara

Menanggapi permintaan diplomasi AS, Juru Bicara Rusia Dmitry Peskov mengatakan, Vladimir Putin tetap terbuka untuk negosiasi selama AS juga dapat menjamin keamanan Rusia.

Dmitry Peskov mencatat permintaan Joe Biden agar Vladimir Putin menarik pasukannya dari Ukraina, yang tidak mungkin dilakukan karena AS tidak mengakui empat wilayah baru Rusia.

"AS masih belum mengakui wilayah baru Federasi Rusia," kata Dmitry Peskov, Jumat (2/12/2022), dikutip dari KBIA.

"Itu memperumit pencarian alasan untuk mengadakan diskusi bersama," lanjutnya.

Juru bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov
Juru bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov (RT.COM)

Baca juga: Pentagon Was-was, Persenjataan Nuklir China Bakal Melonjak Tiga Kali Lipat di 2035

Beberapa minggu sebelumnya, Vladimir Putin melancarkan serangan ke infrastruktur energi Ukraina, sebagai serangan balasan setelah Ukraina menyerang jembatan utama yang menghubungkan daratan Rusia dengan Semenanjung Krimea.

Karena konflik yang semakin parah, Kanselir Jerman Olaf Scholz menelepon Vladimir Putin.

Dalam pembicaraan itu, Vladimir Putin memberikan pembelaan yang kuat atas tindakannya ke Ukraina.

Vladimir Putin mengatakan, Barat mengejar kebijakan destruktifnya terhadap Ukraina melalui dukungan keuangan dan militernya.

Bantuan dari pihak Barat kepada Ukraina menjadi fakta bahwa Ukraina menolak gagasan negosiasi apa pun dengan Rusia, termasuk mengakui empat wilayah baru yang dianeksasi Rusia dari Ukraina.

Baca juga: Kurangi Pendapatan Putin, G7 Sepakat Tetapkan Batas Harga Minyak Rusia Sebesar 60 Dolar AS per Barel

Joe Biden ingin berdiskusi dengan Vladimir Putin

Presiden AS Joe Biden menghadiri pertemuan darurat untuk membahas serangan rudal di wilayah Polandia dekat perbatasan dengan Ukraina dengan anggota G7 di sela-sela KTT para pemimpin G20 di Nusa Dua, di pulau resor Indonesia Bali pada 16 November , 2022. (Photo by SAUL LOEB / AFP)
Presiden AS Joe Biden menghadiri pertemuan darurat untuk membahas serangan rudal di wilayah Polandia dekat perbatasan dengan Ukraina dengan anggota G7 di sela-sela KTT para pemimpin G20 di Nusa Dua, di pulau resor Indonesia Bali pada 16 November , 2022. (Photo by SAUL LOEB / AFP) (AFP/SAUL LOEB)

Presiden AS Joe Biden sebelumnya melakukan kunjungan ke Prancis untuk menemui Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kamis (1/12/2022).

Dalam kunjungannya itu, Joe Biden mengatakan dirinya terbuka untuk diplomasi dengan Vladimir Putin terkait perang Rusia dan Ukraina.

“Ada satu cara untuk mengakhiri perang dengan cara yang rasional, yaitu Putin harus menarik diri dari Ukraina,” kata Joe Biden saat konferensi pers bersama dengan Presiden Emmanuel Macron, dikutip dari VOX.

“Namun, sepertinya dia tidak akan melakukan itu. Dia membayar harga yang sangat mahal karena menolak melakukan itu, tetapi dia menimbulkan pembantaian yang luar biasa pada penduduk sipil Ukraina - membom pembibitan, rumah sakit, rumah anak-anak. Sungguh memuakkan apa yang dia lakukan.”

Sentimen itu juga sesuai dengan posisi Biden sebelumnya dalam perang Rusia dan Ukraina, terutama pembantaian warga sipil.

"Saya siap untuk berbicara dengan Tuan Putin jika memang ada kepentingan dia memutuskan mencari cara untuk mengakhiri perang," kata Joe Biden.

"(tapi) dia belum melakukannya."

Menanggapi hal ini, Rusia secara khusus belum menunjukkan keseriusan untuk terlibat dalam pembicaraan damai dengan Ukraina.

Rusia justru memberi beberapa syarat untuk berdamai dengan Ukraina, termasuk aneksasi empat wilayah Ukraina.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan