Senin, 8 September 2025

Presiden Peru Pedro Castillo yang Digulingkan Kemungkinan Hadapi 20 Tahun Penjara

Menjabat selama 17 bulan, Presiden Peru Pedro Castillo yang digulingkan didakwa menghasut pemberontakan dan mungkin hadapi hukuman 20 tahun penjara.

IG @josepedrocastilloterrones
Presiden Peru, Pedro Castillo, yang telah dicopot dari jabatannya karena upaya kudeta terhadap demokrasi di Peru, Rabu (6/12/2022). - Menjabat selama 17 bulan, Presiden Peru Pedro Castillo yang digulingkan didakwa menghasut pemberontakan dan mungkin hadapi hukuman 20 tahun penjara. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Peru Pedro Castillo yang digulingkan telah didakwa menghasut pemberontakan.

Surat kabar Peru El Comercio pada Rabu (7/12/2022) melaporkan Castillo kemungkinan mengadapi 20 tahun penjara atas kasus tersebut.

Diwartakan TASS, menurutu El Comercio, Castillo ditahan oleh pihak berwajib selama 10 hari atas beberapa tuduhan.

Di antaranya yakni upaya mengatuh pemberontakan, yang tertuang dalam Pasal 346 KUHP Peru.

Berdasarkan pasal tersebut, Castillo dapat menghadapi hukuman dari 10 hingga 20 tahun.

Selain itu, Castillo dituding melakukan penyalahgunaan jabatan dan pelanggaran ketertiban umum.

Baca juga: Presiden Peru Dicopot dari Jabatannya dan Didakwa atas Pemberontakan

Castillo menghadapi sejumlah dakwaan lain yang terkait dengan kejahatan tindak korupsi.

Kasus-kasus kriminal ini dibuka ketika dia menjabat.

Castillo digulingkan oleh Parlemen pada Rabu (7/12/2022) setelah mengumumkan pembubarkan Kongres dan jam malam.

Wakil Presiden Dina Boluarte ditunjuk sebagai pengganti Castillo

Sementara itu, Wakil Presiden peru Dina Boluarte menggambarkan langkah Castillo sebagai upaya kudeta.

Beberapa jam kemudian, dia dilantik sebagai presiden baru.

Baca juga: Presiden Peru Pedro Castillo Dicopot dari Jabatannya karena Upaya Kudeta terhadap Konstitusi

Presiden Peru, Pedro Castillo, yang telah dicopot dari jabatannya karena upaya kudeta terhadap demokrasi di Peru, Rabu (6/12/2022).
Presiden Peru, Pedro Castillo, yang telah dicopot dari jabatannya karena upaya kudeta terhadap demokrasi di Peru, Rabu (6/12/2022). (IG @josepedrocastilloterrones)

Boluarte pun menjadi Kepala Negara perempuan pertama dalam sejalah Peru.

Dikutip The Guardian, Boluarte menyerukan gencatan senjata politik dan pembentukan pemerintah persatuan nasional.

"Yang saya minta adalah ruang, waktu untuk menyelamatkan negara," tegasnya.

Menlu Peru beri tanggapan

Menteri Luar Negeri Peru César Landa bereaksi setelah pengumuman pengunduran dirinya melalui cuitan Twitter.

"Saya mengutuk keras kudeta ini dan meminta komunitas internasional membantu pembentukan kembali demokrasi di Peru," terangnya.

"Castillo mengambil keputusan ini tanpa sepengetahuan atau dukungan saya," imbuhnya.

Baca juga: Selama Pandemi Corona, Presiden Peru Sudah Dua Kali Pecat Menteri Kesehatan

Presiden yang mengguncang sistem kelas di Peru

Castillo menjadi presiden dengan kemenangan tipis pada Juni 2021, mengguncang sistem kelas yang mengakar di negara itu.

Mantan guru sekolah dasar, petani, dan aktivis serikat pekerja tidak memiliki pengalaman pemerintahan sebelumnya.

Saat menjabat sebagai Presiden, Castillo berjanji untuk mendukung masyarakat miskin yang telah ditinggalkan oleh pertumbuhan ekonomi negara yang luar biasa sejak awal abad ini.

Namun kemenangannya mencerminkan kekecewaan besar terhadap elit politik setelah banyak skandal korupsi.

Presiden pemula itu membuat banyak kesalahan, menunjuk menteri yang hampir tidak memenuhi syarat.

"Sepanjang 17 bulan pemerintahan saya, sektor Kongres tertentu hanya berfokus untuk memecat saya dari jabatan, karena mereka tidak pernah menerima hasil pemilihan yang Anda, rakyat Peru sayangi, tentukan dengan keputusan Anda. suara," kata Castillo pada pidatonya, Selasa (6/12/2022).

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan