Hasil Survei, 70 Persen Responden Setuju Hubungan Lebih Kuat China-Arab
Mayoritas warga di China dan Arab menginginkan hubungan lebih kuat antara China dan dunia Arab.
Penulis:
Setya Krisna Sumarga
China dan dunia Arab, di sisi lain, memiliki sejarah panjang interaksi yang ramah di sepanjang Jalur Sutra dan berbagi takdir yang sama untuk mengupayakan revolusi nasional dan menjaga kedaulatan.
Sejak China membuka diri, kolaborasi bilateral telah tumbuh secara signifikan, terutama melalui Belt and Road Initiative, dan lebih banyak orang Arab sekarang menganggap China sebagai teman.
Hampir 60 persen responden Arab menyetujui peran China sebagai pembangun di wilayah Arab, dengan orang-orang dari Qatar dan Mesir memberikan peringkat persetujuan tertinggi.
Sementara lebih dari 60 persen responden China melihat negara-negara Arab mendukung dan mendapat manfaat dari Belt and Road Initiative .
Terlepas dari perbedaan situasi di 22 negara Arab, peran konstruktif China di dunia Arab telah terbukti, dan negara-negara Arab telah menerima manfaat nyata, terutama di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalan.
Berbagi teknologi tinggi di bidang baru energi dan kecerdasan buatan, China membantu Qatar dan negara Teluk kaya lainnya mendiversifikasi rencana ekonomi mereka.
China juga membantu Mesir dan negara Arab lainnya dengan pembangunan infrastruktur mereka.
Sementara 76,7 persen responden Arab berpikir pembangunan China akan membawa peluang bagi dunia Arab, hanya satu persen berpikir China akan menimbulkan ancaman.
Antisipasi Tinggi
Lebih dari 75 persen responden Arab yakin China dapat menawarkan pengalaman pemerintahan yang berharga ke Timur Tengah.
Sebanyak 46,9 persen dari mereka setuju Chinalah yang memainkan peran positif dalam isu-isu regional sementara hanya 23,7 persen responden yang memilih AS.
Pendekatan China untuk mencapai kesuksesan ekonomi yang luar biasa sambil mempertahankan stabilitas menarik bagi negara-negara Arab.
Sistem multi-partai yang diadopsi di AS dan banyak negara barat telah gagal di Timur Tengah selama dekade terakhir, dan negara-negara Arab berusaha untuk belajar dari jalur pertumbuhan China.
Banyak jajak pendapat yang dilakukan di AS dan negara-negara Arab juga mengungkapkan bahwa gaya pembangunan AS dan barat kehilangan dukungan.
Pendekatan "Melihat ke Timur" pertama kali muncul di dunia Arab pada akhir abad yang lalu, tetapi intinya terus berubah karena dunia Arab lebih memperhatikan China di lebih banyak bidang.