Senin, 11 Agustus 2025

Pemburu liar kini incar gigi raksasa kuda nil untuk gantikan gading gajah

Semakin ketatnya pembatasan perdagangan gading gajah membuat penjualan gigi kuda nil kian meningkat. Para juru kampanye satwa liar…

Semakin ketatnya pembatasan perdagangan gading gajah membuat penjualan gigi kuda nil kian meningkat. Para juru kampanye satwa liar memperingatkan hal tersebut berpotensi membawa dampak serius terhadap hewan yang sudah dikategorikan “terancam punah” ini.

Ketika Inggris mengumumkan larangan sebagian bagi perdagangan gading gajah, Born Free - sebuah lembaga kesejahteraan satwa liar - meneliti efeknya terhadap tiga situs perbelanjaan daring populer. 

“Kami menemukan peningkatan perdagangan gigi kuda nil di Inggris sebulan setelah larangan sebagian terhadap penjualan gading gajah diumumkan,” kata Frankie Osuch, penulis utama dari laporan yang diterbitkan Born Free pada September lalu.

Hasil penelitian itu menujukkan adanya “bukti yang sangat mengkhawatirkan terkait permintaan gigi kuda nil yang jumlahnya di alam liar sudah terancam”.

Para peneliti mengatakan pola ini sudah muncul bahkan sejak 1989, ketika larangan perdagangan gading gajah tingkat global disetujui. 

Peraturan ini semakin didorong oleh pemerintah yang terus membuat peraturan baru untuk memperkuat larangan.

Sebab, gigi kuda nil seringkali digunakan sebagai hiasan semata – sama halnya dengan gading gajah. Hanya saja, gigi kuda nil lebih murah dan lebih mudah diperoleh di pasaran ketimbang gading gajah.

Tidak seperti penjualan gading gajah yang semakin dilarang, bagian tubuh kuda nil boleh diperjual-belikan sesuai persetujuan Convention on International Trade in Endangered Species (CITES). 

Namun, semua perdagangan internasional terkait kuda nil memerlukan izin ekspor. 

Terhitung mulai 1975 - saat pencatatan CITES dimulai - hingga 2017, sebanyak 770,000 kg gigi kuda nil telah diperdagangkan secara legal. Tetapi, ada juga beberapa kasus perdagangan ilegal yang tak tercatat.

Pada 2020, gigi kuda nil menjadi salah satu bagian tubuh hewan mamalia yang paling banyak disita di wilayah Uni Eropa, menurut laporan European Comission.

“Ada semakin banyak kejadian anjing pelacak mendeteksi keberadaan gigi kuda nil di berbagai bandara di wilayah Afrika beberapa hari terakhir.

“Penemuan ini tidak berarti semuanya tertangkap, mungkin hanya setengah dari mereka ketahuan,” kata Philip Muruthy, wakil presiden Africa Wildlife Foundation.

Penelitian yang dilakukan International Union for Conservation of Nature (IUCN) pada 2016 memperkirakan jumlah populasi kuda nil sedunia - yang berkisar antara 115,000 dan 130,000 - sudah menurun 30% sejak 1994.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan