Kamis, 21 Agustus 2025

Soal Insiden Balon Mata-mata, Joe Biden Ingin Bicara dengan Xi Jinping Tapi Bukan untuk Minta Maaf

China mengatakan balon setinggi 200 kaki (60 meter) yang ditembak jatuh oleh Amerika untuk memantau kondisi cuaca.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
AFP/PETTY OFFICER 1ST CLASS TYLER TH
Gambar yang disediakan oleh Angkatan Laut AS ini menunjukkan para pelaut yang ditugaskan ke Grup Pembuangan Persenjataan Peledak 2 memulihkan balon pengintai ketinggian tinggi di lepas pantai Pantai Myrtle, Carolina Selatan, di samudra Atlantik pada 5 Februari 2023. - Presiden AS Joe Biden pada Februari Pada 6 Agustus 2023 membela keputusan untuk menunggu sampai balon China melintasi Amerika Serikat sebelum menembak jatuh, dan Gedung Putih mengatakan intelijen yang berharga telah diambil dari perangkat tersebut. (Photo by Petty Officer 1st Class Tyler Thompson / US NAVY / AFP) 

Biden mengatakan, hasil tinjauan administrasi mengenai bagaimana menangani objek tak dikenal untuk ke depannya akan diklasifikasikan dan dibagikan dengan anggota Kongres AS yang relevan.

“Parameter ini akan tetap dirahasiakan sehingga kami tidak memberikan peta jalan kepada musuh kami untuk mencoba menghindari pertahanan kami,” katanya.

Pernyataan Biden mengikuti laporan bahwa balon China, yang jatuh pada 4 Februari setelah melintasi Amerika Serikat, awalnya memiliki lintasan yang akan melewati Guam dan Hawaii tetapi terhempas oleh angin.

Insiden itu mendorong Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken untuk menunda kunjungannya bulan ini ke Beijing, dengan kedua belah pihak telah merencanakan untuk berusaha menstabilkan hubungan yang kian memanas.

Jadwal kehadiran Blinken di Konferensi Keamanan Munich pada akhir pekan mendatang telah menimbulkan spekulasi bahwa dia dapat bertemu dengan diplomat top China, Wang Yi, di konferensi itu.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan