Konflik Rusia Vs Ukraina
Dapat Pasokan Amunisi Lagi, Pasukan Wagner: Ketegangan dengan Pemerintah Rusia Telah Reda
Tentara bayaran Rusia yang dikenal dengan julukan Wagner Group mengkonfirmasi telah menerima aliran amunisi dari pemerintah Putin
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM. MOSKOW – Tentara bayaran Rusia yang dikenal dengan julukan Wagner Group mengkonfirmasi telah menerima aliran amunisi dari pemerintah Putin, Kamis (23/2/2023).
Pernyataan ini di ungkap langsung oleh pendiri Wagner Group, Yevgeny Prigozhin. Dalam pengumumannya Prigozhin menjelaskan pengiriman senjata dan sejumlah amunisi dari pemerintah Moskow telah mulai dilakukan sejak pagi tadi.
“Hari ini diumumkan bahwa pengiriman amunisi sudah dimulai, dokumen-dokumen dasar sudah ditandatangani. Amunisi siap bergulir" jelas Prigozhin.
Baca juga: Janji Vladimir Putin di Peringatan Setahun Invasi: Rusia Akan Tingkatkan Stok Persenjataan Nuklir
Sebelum pasokan senjata dikirimkan ke Wagner Group yang berada di Ukraina, pemimpin tertinggi tentara bayaran asal Rusia ini sempat mengamuk pada pemerintah Moskow.
Prigozhin menuduh menteri pertahanan dan kepala angkatan bersenjata Rusia telah bersekongkol menghancurkan Wagner Group dengan mencegah tentara-tentara bayaran mendapatkan amunisi dan pasokan senjata selama di medan perang.
Pendiri Wagner Group itu bahkan menyebut tindakan kedua pimpinan tersebut sebagai upaya pengkhianatan yang tak bisa ditolerir.
Baca juga: Sambangi Rusia, Putin Sambut Hangat Kunjungan Diplomat Top China Wang Yi
“Kepala Angkatan Bersenjata dan Menteri Pertahanan sengaja memerintahkan untuk tidak memberikan amunisi kepada PMC Wagner tak hanya itu mereka juga untuk tidak membantu transportasi udara kami, ini bisa disamakan dengan makar tingkat tinggi,” ujarnya Prigozhin.
Melansir dari Reuters, memanasnya hubungan antara pemerintah Rusia dengan kelompok Wagner Group mulai terjadi setelah beberapa pekan lalu Prigozhin beserta pasukannya mulai cekcok dengan militer Kremlin. Keduanya saling bersaing berebut popularitas dan pengakuan atas kemenangan di Ukraina.
Baca juga: Masuk Tahun Kedua Perang di Ukraina, Thailand Jadi Tempat Perlindungan Orang Rusia
Wagner mengklaim pihaknya memainkan peran kunci dalam perang lantaran telah membantu pasukan Rusia untuk menghancurkan benteng pertahanan Ukraina sejak invasi dimulai pada tahun 2022 lalu. Berkat kekuatan Wagner Group Rusia berhasil menguasai sejumlah kota di Ukraina termasuk Soledad, Bakhmut.serta Kota Krashna Hora.
Akan tetapi pernyataan yang dilontarkan Prigozhin mematik amarah pasukan Kremlin. Pihaknya menyebut Wagner Group telah berlebihan, tanpa adanya peran pasukan Kremlin mereka tak akan bisa melumpuhkan Ukraina.
Imbas perebutan popularitas tersebut, Prigozhin nekat menyerang elite militer Rusia dengan membantai puluhan tentara. Munculnya konflik ini yang disinyalir menjadi penyebab pemerintah Moskow untuk menghentikan pasokan senjata Wagner Group.
Khawatir ancaman tersebut dapat membahayakan posisi Rusia di tengah gejolak invasi mendorong Presiden Rusia, Vladimir Putin akhirinya menyerukan agar rivalitas di dalam negerinya itu segera dihentikan, termasuk dengan memompa kembali persediaan amunisi Wagner Group.
"Kita harus menghentikan segala kontradiksi, formalitas, dendam, kesalahpahaman, dan omong kosong lainnya di dalam departemen kita demi kemenangan Rusia." tutur Putin.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.