Konflik Rusia Vs Ukraina
Para Komandan Militer Ukraina Bertekad Pertahankan Bakhmut, Kini Berperang Lawan Upaya Pengepungan
Pasukan Ukraina saat ini terus mempertahankan kota Bakhmut yang disebut terkepung.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Para pemimpin militer Ukraina menyatakan tekad untuk mempertahankan Kota Bakhmut.
Mengingat, pasukan Rusia kini merambah kota timur yang hancur yang telah mereka coba rebut selama enam bulan.
Kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan telah membahas operasi Bakhmut pada Senin (6/3/2023) dengan kepala staf umum dan komandan pasukan darat.
Dilansir Al Jazeera, penembakan Rusia yang intens menargetkan kota di wilayah Donetsk dan desa-desa terdekat saat Moskow menekan serangan tiga sisi untuk mencoba menghabisi perlawanan Bakhmut.
Kota-kota terdekat Chasiv Yar dan Kostiantynivka diserang dengan hebat, merusak mobil dan rumah, serta memicu kebakaran.
Polisi dan sukarelawan mengevakuasi orang-orang dari Chasiv Yar dan kota-kota garis depan lainnya.
Pasukan Ukraina Pertahankan Bakhmut yang Terkepung
Pasukan Ukraina terus mempertahankan kota Bakhmut yang terkepung, karena kepala pasukan tentara bayaran Wagner Rusia mengatakan posisi pasukannya bisa dalam bahaya karena kekurangan amunisi.
Pertempuran Bakhmut yang masih berada di bawah kendali Kyiv, telah berkecamuk yang membuat ribuan orang tewas dan ratusan bangunan runtuh atau hangus.
Selain itu, beberapa warga sipil yang tersisa telah dikurung di ruang bawah tanah selama berbulan-bulan tanpa aliran air, listrik atau gas.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menginstruksikan tentara untuk mencari pasukan guna memperkuat pertahanan kota yang diperangi itu.
“Saya mengatakan kepada Kepala Staf untuk mencari pasukan yang tepat untuk membantu orang-orang di Bakhmut."
"Tidak ada bagian dari Ukraina yang dapat dikatakan dapat ditinggalkan,” ungkap Volodymyr Zelensky dalam pidato, seperti diberitakan The Guardian, Selasa (7/3/2023).
Baca juga: Ukraina Identifikasi Tentaranya yang Dieksekusi Pasukan Rusia, Sempat Hilang di Bakhmut

Pertempuran Bakhmut
Pasukan Ukraina masih berperang melawan upaya pengepungan Bakhmut.
Sementara itu, Washington mengatakan bahwa bahkan jika kota timur itu jatuh ke dalam serangan Rusia, itu tidak akan memberikan momentum bagi Moskow dalam perang.
Dikutip dari Reuters, Rusia mencoba mengepung Bakhmut untuk mengamankan apa yang akan menjadi keuntungan besar pertamanya dalam lebih dari setengah tahun.
Setelah kemenangan Rusia dalam beberapa pekan terakhir, pasukan Ukraina telah memperkuat posisi di barat Bakhmut sebagai persiapan untuk kemungkinan mundur.
Namun, laporan dari para komandan pada hari Senin menunjukkan bahwa mereka belum memutuskan untuk mundur.
Baca juga: Kanselir Jerman: Akhiri Konflik di Ukraina Kuncinya Ada di Rusia
Pertempuran sengit telah menghabiskan cadangan artileri kedua belah pihak, dengan ribuan peluru ditembakkan setiap hari di sepanjang front timur dan selatan.
Di sisi lain, sekutu Eropa Kyiv sedang mengerjakan kesepakatan untuk mendapatkan lebih banyak amunisi untuk pertarungan.

Dalam tanda terbaru perseteruan antara militer Rusia dan tentara swasta Wagner yang memimpin serangan Bakhmut, bos Wagner meminta lebih banyak amunisi dan mengatakan ajudannya telah dilarang masuk ke markas operasional militer.
Berbicara kepada wartawan di Timur Tengah, Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengatakan dia tidak akan memprediksi kapan atau apakah pasukan Ukraina akan meninggalkan kota itu.
Namun, kata dia, kejatuhannya tidak berarti bahwa Rusia telah mengubah gelombang pertempuran ini.
"Saya pikir ini lebih merupakan nilai simbolis daripada nilai strategis dan operasional," papar Austin.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.