Kapal Selam Berisi Lima Orang Hilang Saat Wisata ke Bangkai Titanic, Pencarian Dilakukan
Operasi penyelamatan tengah dilakukan untuk mencari sebuah kapal selam wisata Titanic yang hilang kontak. Kapal selam bernama Titan…
Tak seperti kapal selam biasanya yang dapat menyelam dan kembali menggunakan sumber tenaga sendiri, kapal selam milik OceanGate membutuhkan sebuah kapal meluncurkannya dan menariknya kembali. Pihak perusahaan menyewa kapal Polar Prince untuk mengangkut puluhan orang dan kapal selam ke lokasi bangkai kapal Titanic di Atlantik Utara. Dalam sekali ekspedisi, kapal selam ini dapat melakukan beberapa kali penyelaman.
Ekspedisi ini terjadwal untuk berangkat dari St. John's, Newfoundland, pada awal Mei dan selesai pada akhir Juni. Data ini berasal dari sejumlah dokumen yang telah dilampirkan OceanGate sejak bulan April kepada pengadilan Distrik Virginia, AS, lembaga yang mengawasi soal Titanic.
Wartawan CBS David Pogue yang sempat mengikuti perjalanan ini tahun 2022 mengaku kapal selam tersebut sempat berbalik arah untuk mencari Titanic.
"Tidak ada GPS di bawah air, jadi kapal yang ada di permukaan harusnya mengarahkan kapal selam menuju bangkai kapal menggunakan pesan singkat," kata Pogue dalam sebuah segmen yang ditayangkan CBS pada Minggu (18/06) pagi. "Namun, dalam penyelaman kali ini, komunikasinya entah kenapa terputus. Kapal selam tidak pernah menemukan bangkai kapal."
Saat ekspedisi tahun 2022, OceanGate melaporkan bahwa kapalnya itu memiliki sebuah masalah terhadap daya saat penyelaman pertanya, dan harus dipasang secara manual ke alat pengangkatnya, menurut dokumen pengajuan kepada pengadilan pada November 2022.
"Saat kondisi air laut pasang, kapal selam mengalami kerusakan ringan pada komponen eksternalnya dan OceanGate memutuskan untuk membatalkan misi kedua agar dapat memperbaiki dan meningkatkan operasional," tambah dokumen pengajuan tersebut.
Hanya saja, setelahnya banyak misi yang dilanjutkan. OceanGate melaporkan setidaknya 28 orang telah mengunjungi bangkai Titanic di tahun 2022.
Ahli: tim penyelamat hadapi tantangan berat dalam penyelamatan
Seorang profesor teknik kelautan di University College London, Alistair Greig, menyebut bahwa kapal selam biasanya memiliki sebuah teknologi pengurangan bobot, yaitu "massa yang bisa dilepaskan dalam keadaan darurat untuk mengangkatnya ke permukaan dengan menggunakan daya apung."
"Kalau terjadi kegagalan daya dan/atau kegagalan komunikasi, hal ini mungkin saja terjadi, dan kapal selam bakal terombang-ambing di permukaan laut menunggu untuk ditemukan," papar Greig.
Skenario lain adalah kebocoran di lambung kapal. Jika ini terjadi, prediksinya tidak bagus, kata Greig.
"Jika kapal selam itu turun ke dasar laut dan tidak bisa naik ke permukaan menggunakan tenaganya sendiri, maka pilihannya sangat terbatas," jelasnya. "Meskipun kapal selam itu kemungkinan masih utuh, jika berada di luar landas kontinen, hanya sedikit kapal yang bisa sampai pada kedalaman tersebut, dan tentunya bukan penyelam."
Kalau mereka bisa sampai pada kedalaman tersebut, Greig ragu mereka bisa memasang palka kapal selam milik OceanGate tersebut.
mh/pkp (AP)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.