Sabtu, 13 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Blak-blakan Pasukan Wagner Soal Pemberontakan ke Putin: Unit Tempur Nganggur yang Gatal ke Polandia

Seorang Komandan Junior anggota pasukan Grup Wagner blak-blakan soal percobaan pemberontakan ke Presiden Rusia Vladimir Putin.

Tangkap Layar BBC/Getty
Anggota pasukan Grup Wagner berada di jalan Kota Rostov-on-Don selama aksi pemberontakan terhadap Presiden Vladimir Putin. 

Blak-blakan Anggota Pasukan Wegner Soal Upaya Kudeta Putin: Unit Tempur Nganggur yang Gatal ke Polandia

TRIBUNNEWS.COM - Seorang tentara bayaran dari Pasukan Wagner yang ambil bagian dalam percobaan pemberontakan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin menceritakan secara blak-blakan seputar aksi tersebut. 

Dia mengatakan, sebetulnya dia dan rekan-rekannya "tidak tahu" apa yang sedang terjadi saat itu.

Diketahui, hanya dalam waktu 24 jam, Sabtu, 24 Juni 2023 silam, pemimpin Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, melancarkan pemberontakan, mengirim pasukan ke kota Rostov di selatan, lalu merangsek ke ibu kota Rusia, Moskow.

Baca juga: Vladimir Putin Sahkan Undang-undang Anti-LGBT: Transgender Dianggap Paham Satanisme Murni

Pejuang Wagner lazimnya jarang berbicara dengan media, tetapi BBC Rusia melansir laporan hasil interview dengan seorang komandan junior yang berada di tengah-tengah aksi.

Gleb - bukan nama sebenarnya - menuturkan sebelum pemberontakan, dia dan rekan-rekannya terlibat dalam pertempuran untuk kota Bakhmut di timur Ukraina.

Saat pemberontakan dimulai, dia sedang beristirahat dengan unitnya di barak di wilayah Luhansk yang diduduki Rusia.

Pagi-pagi tanggal 23 Juni mereka mendapat panggilan untuk bergabung dengan barisan pejuang Wagner yang meninggalkan Ukraina.

Perintah tersebut datang dari seorang komandan Wagner yang enggan disebutkan namanya oleh Gleb karena alasan keamanan.

Pun, Gleb menyebut, komandan itu bertindak atas perintah dari Prigozhin dan Dewan Komando Wagner.

"Ini (perintah) pergerakan penuh," katanya.

"Kami sedang membentuk kolom (unit tempur/pasukan), ayo bergerak."

Gleb mengatakan tidak ada yang diberi tahu ke mana arah pasukan itu, tetapi dia terkejut ketika menyadari bahwa mereka justru menjauh dari garis depan pertempuran dengan pihak Ukraina.

Dalam pergerakan mereka, pejuang Wagner sama sekali tidak menemui perlawanan, katanya, saat mereka melintasi perbatasan Rusia ke wilayah Rostov.

"Saya tidak melihat penjaga perbatasan," kenangnya.

"Tapi polisi lalu lintas memberi hormat kepada kami di sepanjang jalan."

Foto yang diklaim pasukan Wagner menunjukkan petugas keamanan perbatasan Rusian meletakkan persenjataan mereka di checkpoint saat pasukan Wagner melintas.
Foto yang diklaim pasukan Wagner menunjukkan petugas keamanan perbatasan Rusian meletakkan persenjataan mereka di checkpoint saat pasukan Wagner melintas. (HandOut/WagnerGruop/BBC.com)

Saluran komunikasi yang digunakan Pasukan Wagner, aplikasi perpesanan Telegram disebutkan menyebarkan kabar kalau penjaga perbatasan di pos pemeriksaan Bugayevka telah meletakkan senjata mereka saat para pejuang Wagner tiba.

Saluran ini membagikan foto yang konon berasal dari tempat kejadian yang memperlihatkan dua lusin orang tak bersenjata dalam pakaian seragam mereka.

Saat mereka mendekati Rostov-on-Don, para pejuang Wagner diberi perintah untuk mengepung semua gedung lembaga penegak hukum di kota dan menduduki bandara militer.

Unit yang dipimpin Gleb diperintahkan untuk mengambil alih kantor regional Dinas Keamanan Federal (FSB).

Ketika mereka mendekati gedung, fasilitas itu tampakbenar-benar terkunci dan kosong.

Mereka menerbangkan drone di atas kepala untuk memeriksa tanda-tanda kehidupan.

Akhirnya, setelah setengah jam, sebuah pintu terbuka dan dua orang keluar ke jalan.

"Mereka berkata, 'Teman-teman, ayo buat kesepakatan'," kenang Gleb.

"Saya berkata, 'Apa yang harus dibuat kesepakatan? Ini adalah kota kami'.

"Jadi kami sepakat bahwa kami akan meninggalkan satu sama lain sendirian. Mereka keluar untuk merokok dari waktu ke waktu," kenang Gleb lagi.

Jurnalis di Rostov melaporkan situasi serupa pada banyak gedung pemerintah di dalam dan sekitar kota saat akan dikuasai Pasukan Wegner.

Metode yang digunakan juga cenderung sama, para pejuang Wagner pertama-tama akan menerbangkan drone ke atas dan kemudian mengepung mereka yang berada dalam gedung.

Tidak ada yang diizinkan pergi, tetapi kurir pengiriman diizinkan membawa makanan.

Tidak ada penjelasan

Tangkapan video ini diambil dari rekaman selebaran yang diposting pada 24 Juni 2023 di akun Telegram layanan pers Concord -- sebuah perusahaan yang terkait dengan kepala kelompok tentara bayaran Rusia Wagner, Yevgeny Prigozhin -- memperlihatkan Yevgeny Prigozhin berbicara di dalam markas besar Distrik militer selatan Rusia di kota Rostov-on-Don. Kepala kelompok tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin mengumumkan pada 24 Juni 2023 bahwa dia berada di dalam markas tentara di Rostov-on-Don di Rusia selatan, dan para pejuangnya menguasai situs militer kota.
Tangkapan video ini diambil dari rekaman selebaran yang diposting pada 24 Juni 2023 di akun Telegram layanan pers Concord -- sebuah perusahaan yang terkait dengan kepala kelompok tentara bayaran Rusia Wagner, Yevgeny Prigozhin -- memperlihatkan Yevgeny Prigozhin berbicara di dalam markas besar Distrik militer selatan Rusia di kota Rostov-on-Don. Kepala kelompok tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin mengumumkan pada 24 Juni 2023 bahwa dia berada di dalam markas tentara di Rostov-on-Don di Rusia selatan, dan para pejuangnya menguasai situs militer kota. (Selebaran / TELEGRAM/ @concordgroup_official / AFP)

Sementara semua ini terjadi, pemimpin Pasukan Wagner, Yevgeny Prigozhin berada di markas besar Distrik Militer Selatan tentara Rusia bertemu dengan Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Letnan Jenderal Yunus-bek Yevkurov, dan Wakil Kepala Staf Umum, Letnan Jenderal Vladimir Alexeyev.

Prigozhin menuntut agar mereka menyerahkan Kepala Staf Umum, Valery Gerasimov, dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu.

Pada saat yang sama Prigozhin berdebat, ada barisan pejuang Wagner lainnya yang sedang bergerak.

Gleb membenarkan pemberitaan media bahwa unit tempur ini dipimpin oleh pendiri Grup Wagner, Dmitry Utkin, mantan perwira pasukan khusus yang jarang terlihat di depan umum.

"Unit pasukan ini berada di jalan raya utama menuju Voronezh, dan tampak menuju Moskow," katanya.

Jadi, apakah Gleb mengetahui rencananya - apa yang ingin atau direncanakan Prigozhin?

Dia bersumpah sambil blak-blakan mengatakan dia tidak tahu.

"Kami mengetahui apa yang terjadi dari Telegram, seperti yang Anda lakukan."

Seiring berlalunya hari, foto-foto tentang apa yang terjadi di Rostov disebarluaskan ke seluruh dunia.

Grup Wagner Terdiri dari Napi Rekrutan, Dibunuh Kalau Bicara ke Media 

Dari foto-foto itu, jadi hal mengejutkan saat melihat penduduk lokal dan bahkan jurnalis lokal tampak tersenyum dan mengobrol dengan beberapa pejuang Wagner yang biasanya bungkam waktu menduduki kota mereka.

"Itu adalah mantan narapidana," kata Gleb, merujuk pada penjelasan soal banyak narapidana atau narapidana yang menjalani wajib militer di Grup Wagner tahun lalu.

"Tidak ada yang menyuruh mereka untuk tidak melakukannya, tidak ada yang peduli dengan mereka," kata dia.

Untuk pejuang mapan seperti Gleb, yang direkrut jauh sebelum perang di Ukraina, aturannya kontrak kerjanya lebih jelas.

Dia mengatakan kepada BBC, mereka diberitahu oleh komando senior bahwa siapa pun yang berbicara kepada media akan "dibatalkan" kontraknya, dibunuh.

Beberapa mantan petarung Wagner mengatakan hal yang sama kepada BBC Rusia.

Pada malam tanggal 24 Juni, Gleb dihubungi oleh salah satu atasannya dan diberitahu, tanpa penjelasan apapun, bahwa dia dan unitnya harus segera kembali ke markas di Luhansk.

Saat mereka kembali ke barak, mereka mengikuti berita di Telegram.

Mereka membaca bahwa Prigozhin didakwa aksi pidana, kemudian dibatalkan, dan dia akan pindah ke Belarusia.

Mereka kemudian membaca bahwa pejuang Wagner tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas peran mereka dalam pemberontakan.

Menurut juru bicara Presiden Putin Dmitry Peskov, 'pengampunan' anggota Pasukan Wagner itu dari segala dakwaan karena "kemampuan tempur" mereka.

Unit Tempur Nganggur, Gatal ke Polandia

Bagi Gleb dan unitnya, masa depan mereka kini tidak jelas.

Mereka disuruh tinggal di barak mereka di Luhansk dan menunggu perintah lebih lanjut.

Tuan rumah mereka, pihak berwenang dari apa yang disebut Republik Rakyat Luhansk, militan separatis pro-Rusia di Ukraina timur, sejatinya ingin mengetahui lebih banyak tentang rencana masa depan mereka.

"Mereka juga ingintahu apa yang akan terjadi pada peralatan dan amunisi kami," kata Gleb.

Ketika ditanya mengapa dia tidak meninggalkan Grup Wagner, Gleb memiliki jawaban sederhana:

"Kontrak saya belum berakhir."

Belakangan dilaporkan, unit-unit tempur Grup Wagner dimobilisasi ke Belarusia.

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengungkapkan kelompok tentara bayaran Wagner 'gatal' untuk memulai petualangan mereka di Polandia.

Hal itu diungkapkannya kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, Minggu (23/7/2023) waktu setempat, seraya mengungkapkan betapa pusingnya dia karena harus menahan para legiun Wagner.

Sebuah video yang diposting di Twitter oleh Anton Gerashchenko, seorang penasihat menteri dalam negeri Ukraina, menunjukkan, bahwa Lukashenko berkata," Mereka (pasukan Wagner)meminta untuk pergi ke Barat: 'Izinkan kami,' kata Lukashenko.

'Saya berkata,' Mengapa Anda ingin pergi ke barat? Jadi mereka berkata, "Kami mengontrol apa yang terjadi: ayo bertamasya ke Warsawa dan Rzeszow," mengacu pada ibu kota Polandia dan pusat militer utama negara itu.

Sebagai informasi, kelompok Wagner diasingkan ke Belarusia setelah kudeta yang gagal untuk menggulingkan presiden Rusia Vladimir Putin.

Di Belarusia, posisi mereka saat ini hanya berjarak kurang dari 10 km dari perbatasan Polandia.

Namun, menurut kantor berita CNN, Presiden Belarusia itu diyakini hanya bercanda dengan mitranya dari Rusia soal rencana Grup Wagner tersebut.

Baca juga: Pasukan Wagner Dikabarkan Tak Sabar Menyerbu Polandia, Kini Hanya Berjarak 10 Km dari Perbatasan

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan