Rabu, 10 September 2025
Deutsche Welle

Calon Presiden Ekuador Ditembak Mati usai Hadiri Kampanye

Fernando Villavicencio baru saja meninggalkan tempat kampanye di ibu kota Quito ketika suara tembakan terdengar. Dia merupakan mantan…

Deutsche Welle
Calon Presiden Ekuador Ditembak Mati usai Hadiri Kampanye 

Kandidat presiden Ekuador Fernando Villavicencio terbunuh seusai menghadiri kampanye pada hari Rabu (09/08) malam. Rekaman dari insiden tersebut menunjukkan Villavicencio berjalan meninggalkan acara dan memasuki kendaraannya ketika tiba-tiba terdengar suara tembakan.

Villavicencio pun terluka dan dibawa ke pusat medis terdekat, sebelum akhirnya meninggal dunia. Selain itu, beberapa orang lainnya yang turut hadir dalam acara tersebut juga ikut terluka, tetapi belum ada jumlah pasti orang yang terkena tembakan.

"Rakyat Ekuador menangis dan Ekuador terluka parah," kata penasihat kampanye Villavicencio, Patricio Zuquilanda, kepada tim AP. "Politik seharusnya tidak boleh menyebabkan kematian anggota masyarakat mana pun," tambahnya.

Tersangka penembakan dalam insiden tersebut juga dinyatakan meninggal dunia akibat luka yang dideritanya saat terjadi baku tembak dengan polisi setempat, menurut kantor Kejaksaan Agung.

Villavicencio merupakan salah satu dari delapan kandidat dalam pemilihan presiden (pilpres) Ekuador yang dijadwalkan pada tanggal 20 Agustus mendatang. Jajak pendapat secara konsisten menempatkannya di posisi kelima dalam beberapa minggu terakhir.

Presiden Ekuador bersumpah untuk mengatasi kejahatan terorganisir

Presiden Ekuador Guillermo Lasso mengatakan bahwa kematian Villavicencio merupakan "kejahatan yang terorganisir" dalam sebuah cuitannya di media sosial X, dan bertekad untuk menjerat para pelaku ke pengadilan.

"(Saya) marah dan terkejut dengan insiden pembunuhan calon presiden Fernando Villavicencio," kata Lasso. "Untuk mengenangnya dan untuk perjuangannya, saya berjanji bahwa kejahatan ini tidak akan luput dari hukum," tegasnya.

Presiden Lasso mengatakan bahwa dia akan mengadakan pertemuan darurat dengan para pejabat tinggi keamanan perihal insiden penembakan ini. Presiden Ekuador itu juga telah mengirimkan pesan belasungkawanya kepada keluarga Villavicencio.

"Simpati dan belasungkawa saya sampaikan kepada istri dan anak-anak perempuannya," tulis Lasso dalam sebuah unggahan.

Mantan Wakil Presiden Ekuador, Otto Sonnenholzner, yang juga merupakan salah seorang kandidat presiden, mengatakan bahwa, "kami menuntut Anda untuk melakukan sesuatu" dalam sebuah konferensi pers setelah insiden penembakan itu terjadi.

"Kami sekarat, tenggelam dalam lautan air mata, dan kami tidak pantas untuk hidup seperti ini," tambah Sonnenholzner.

Siapakah Fernando Villavicencio?

Villavicencio, 59 tahun, adalah mantan anggota serikat pekerja di perusahaan minyak negara Petroecuador, yang kemudian berpindah haluan menjadi seorang jurnalis yang mengecam dugaan kerugian jutaan dolar dalam kontrak perdagangan minyak.

Pada tahun 2017, Villavicencio terpilih menjadi anggota Majelis Nasional Ekuador dan merupakan salah satu anggota parlemen hingga Mei 2023 mendatang. Dia juga merupakan salah satu dari delapan kandidat dalam pilpres mendatang, yang didukung oleh Gerakan Membangun Ekuador.

Villavicencio adalah salah satu kandidat yang paling kritis dalam menentang persoalan korupsi, terutama pada masa pemerintahan mantan Presiden Rafael Correa yang menjabat dari tahun 2007 hingga 2017.

Zuquilanda mengatakan bahwa Villavicencio telah menerima banyak ancaman pembunuhan dalam beberapa minggu terakhir. Bahkan, Villavicencio sampai harus selalu bepergian dengan perlindungan polisi di tengah epidemi kekejaman komplotan di negara itu.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan